Apaan sih Situ Babakan itu?
According to all information that i’ve gatherered from many sources, Situ Babakan adalah Cagar Budaya Kampung Betawi. Ini juga salah satu tempat wisata yang nggak kalah menarik buat dikunjungi. Karena tempat ini sengaja dilestarikan untuk suku Jakarta asli, yaitu Betawi.
Begitu masuk gerbang Situ Babakan, kita akan disambut oleh tulisan SELAMAT DATANG, tempat masuknya sendiri masih jalanan layaknya masuk ke sebuah perkampungan, jalannya juga tidak aspal kok, tapi kalo orang sunda bilang mah WAAS PISAN, soalnya saya jadi ngerasa ada di luar Jakarta, padahal itu masih di Jakarta, mengingat Jakarta sendiri berpolusi, sumpek! Tapi ini.., udaranya juga masih enak, sejuk, masih banyak pohon-pohon di kanan kiri, jadi segar aja. Di kanan-kiri jalan tersebut juga kerasaaa banget suasana Betawi-nya, kayak di film Si Doel, rumah panggung dengan etnik ala Betawi benar-benar dilestarikan disana.
Ternyata, lokasi inti dari Situ Babakan sendiri masih ada di dalam, sekitar 5 km dari gerbang masuk, dan so sorry banget ngelihat rombongan wisata yang pakai bis, mereka harus berjalan kaki, lantaran bis-nya nggak bisa memasuki wilayah inti.
Hari itu adalah hari sabtu, ibarat lagunya Bing Amet, Malam Minggu, di sana benar2 ramee! Bahkan mau masuk ke Wilayah Inti-nya saja, kita harus menunggu beberapa menit, hal itu dikarenakan lahan parkir yang terbatas, dan juga harus bergantian masuk dengan mobil yang akan keluar. Mulai memasuki Situ Babakannya sendiri, jalannya mulai makin jelek, pondasinya hanya bebatuan dan tanah liat, sehingga hari itu yang sehabis turun hujan, jadi agak becek deh. Namun, hal itu nggak mematahkan semangat buat jalan-jalan di Situ Babakan!
Sepanjang jalan menuju parkiran, di sebelah kiri, terlihat Danau yang luas banget [thats why it called Situ Babakan], ada penyewaan sepeda bebek juga. Dan yang paling menarik dari Situ Babakan sendiri adalaaah..., BANYAK JENIS MAKANAN berjejer di sebelah kanan dan juga kiri. Wah, surga buat orang yang suka ngemil, apalagi yang suka menikmati makanan khas betawi. Yang jualan bukan berbentuk kios sih, tapi gerobak abang-abang mangkal, makanannya antara lain Ketoprak, Ketupat Nyiksa, Kerak Telor, Ketupat Sayur, Basho, Laksa, Arum Manis, Soto Betawi, Mie Ayam, Bir Pletok, Nasi Uduk, Kue Ape, Toge Goreng Tahu Gejrot, wah banyaaaak banget, tak hanya tukang makanan, tapi tukang aksesoris juga banyak, kayak jualan kacamata CengDem [Goceng Adem], maenan anak-anak, jaket2 kulit.
Begitu sampai, Alhamdulillah, kami sekeluarga dapat parkir, dan kami pun menuju atrium tempat dimana sering ada pertunjukkan betawi. Beruntung sekali, kami sempat nonton pertunjukkan Gambang Kromong, wah seru juga..., udah gitu ponakan saya sempat difoto sama patung ondel-ondel. Setelah Gambang Kromong, ada pertunjukkan lawak ala Betawi, macam Malih Tong-Tong, Bolot, Mpok Nori gitu, dan hasil lawakannya juga nggak garing, lumayan lucu...
Kami juga nggak terlalu lama si Situ Babakan, karena tempatnya masih sekitar makanan saja sih yaa, habis makan, kami pun pulang, setelah sebelumnya sempat berbincang-bincang dengan pemilik salah satu rumah makan berbentuk kios disana. Duh lupa namanya, sebut saja namanya Pak Ahmad [halaah, kayak di koran]. Dia bilang, dalam 2-3 bulan ke depan Situ Babakan ini akan serius dijadikan tempat wisata, jalanannya akan dibeton, akan dibuat taman, layaknya di Monas, dengan catatan, Betawi Punya Acara dan Kebudayaan nggak akan hilang. Hal itu hanya ingin menertibkan banyaknya pedagang serabutan yang malah bikin kicer pemandangan. Beliau juga bilang, sebulan sekali, di sana selalu diadakan acara Betawi, kayak Festival Tanjidor, dan lain-lain. Eeh, dia malah menawarkan tanah di belakang rumah dia. Ugh, mungkin kalau saya udah jadi pengusaha sukses, pasti langsung saya beli, harga masih tergolong murah, dan udaranya juga sejuk.
Sebenarnya saya sendiri masih sangat familiar sama kebudayaan Betawi, gimana nggak? Daerah rumah saya itu.., sekelilingnya kampung Betawi Asli! Kapan-kapan saya akan cerita bagaimana kebudayaan Betawi dijalankan di daerah rumah saya, ya?
Yah itu dia cerita jalan-jalan saya ke Situ Babakan. Cobain lah.., penat di jantung Jakarta, kan?
Sepanjang jalan menuju parkiran, di sebelah kiri, terlihat Danau yang luas banget [thats why it called Situ Babakan], ada penyewaan sepeda bebek juga. Dan yang paling menarik dari Situ Babakan sendiri adalaaah..., BANYAK JENIS MAKANAN berjejer di sebelah kanan dan juga kiri. Wah, surga buat orang yang suka ngemil, apalagi yang suka menikmati makanan khas betawi. Yang jualan bukan berbentuk kios sih, tapi gerobak abang-abang mangkal, makanannya antara lain Ketoprak, Ketupat Nyiksa, Kerak Telor, Ketupat Sayur, Basho, Laksa, Arum Manis, Soto Betawi, Mie Ayam, Bir Pletok, Nasi Uduk, Kue Ape, Toge Goreng Tahu Gejrot, wah banyaaaak banget, tak hanya tukang makanan, tapi tukang aksesoris juga banyak, kayak jualan kacamata CengDem [Goceng Adem], maenan anak-anak, jaket2 kulit.
Begitu sampai, Alhamdulillah, kami sekeluarga dapat parkir, dan kami pun menuju atrium tempat dimana sering ada pertunjukkan betawi. Beruntung sekali, kami sempat nonton pertunjukkan Gambang Kromong, wah seru juga..., udah gitu ponakan saya sempat difoto sama patung ondel-ondel. Setelah Gambang Kromong, ada pertunjukkan lawak ala Betawi, macam Malih Tong-Tong, Bolot, Mpok Nori gitu, dan hasil lawakannya juga nggak garing, lumayan lucu...
Kami juga nggak terlalu lama si Situ Babakan, karena tempatnya masih sekitar makanan saja sih yaa, habis makan, kami pun pulang, setelah sebelumnya sempat berbincang-bincang dengan pemilik salah satu rumah makan berbentuk kios disana. Duh lupa namanya, sebut saja namanya Pak Ahmad [halaah, kayak di koran]. Dia bilang, dalam 2-3 bulan ke depan Situ Babakan ini akan serius dijadikan tempat wisata, jalanannya akan dibeton, akan dibuat taman, layaknya di Monas, dengan catatan, Betawi Punya Acara dan Kebudayaan nggak akan hilang. Hal itu hanya ingin menertibkan banyaknya pedagang serabutan yang malah bikin kicer pemandangan. Beliau juga bilang, sebulan sekali, di sana selalu diadakan acara Betawi, kayak Festival Tanjidor, dan lain-lain. Eeh, dia malah menawarkan tanah di belakang rumah dia. Ugh, mungkin kalau saya udah jadi pengusaha sukses, pasti langsung saya beli, harga masih tergolong murah, dan udaranya juga sejuk.
Sebenarnya saya sendiri masih sangat familiar sama kebudayaan Betawi, gimana nggak? Daerah rumah saya itu.., sekelilingnya kampung Betawi Asli! Kapan-kapan saya akan cerita bagaimana kebudayaan Betawi dijalankan di daerah rumah saya, ya?
Yah itu dia cerita jalan-jalan saya ke Situ Babakan. Cobain lah.., penat di jantung Jakarta, kan?