Sunday, July 1, 2007

a letter for mommy

Mama..Ibu..Bunda..Ambu..Mami..Ema..
Nama itu sudah menjadi bagian di dalam hidup kita..
Bagaimana tidak? Dia adalah orang yang melahirkan kita..medium Allah untuk memberikan kita kehidupan dan napas di dunia ini..

Tiap-tiap orang memiliki gambaran yang berbeda-beda jika menceritakan tentang seorang ibu..namun satu yang pasti..betapa spesial dan berharganya wanita itu di dalam hidup kita…
Mamaku…Mama Daday..begitu aku memanggilnya..
Wanita bernama lengkap Jun Darliah itu telah sangat-sangat mati-matian berjuang demi kelangsungan keluarganya..
Terlahir dari keluarga pedagang yang cukup terkenal di Kulon Pasar, Tasikmalaya…
Putri ke-8 dari 9 bersaudara pasangan H.Sukaenda (Tata) dan Hj.Ocoh Aisah (I miss you so badly, Ema..), yang sering ikut membantu berdagang di pasar..
Wanita yang cemerlang otaknya dan Alhamdulillah selalu berprestasi di bidang pendidikan..
Mama yang dulu merupakan wanita tomboy dengan kulit hitam namun tetap menjaga keindahan rambut hitamnya yang sepanjang betis..

Mengingat usaha Tata yang sedang mengalami musibah saat itu, Mama memutuskan untuk meneruskan pendidikannya di sebuah akademi akuntansi (sangat jago berhitung..so different with me..^_^), di daerah Yogyakarta. Berbeda dengan kakak-kakaknya yang berkuliah di perguruan tinggi negeri..
Dia, meskipun dengan keadaan ekonomi Tata yang sedang tidak stabil, selalu menyimpan kekerasan hatinya dan rasa ambisius..yang ada di TO DO LIST dalam hidupnya saat itu adalah hanya…Saya Harus Menjadi Orang SUKSES dan Mengangkat Derajat Orang Tua Saya!!
Mama seorang pekerja keras..dari yang NOBODY menjadi SOMEBODY..saluuut banget sama mama..TO DO LISTnya bisa dibilang tercapai..Mama udah bisa nyicil mobil, kirim uang ke Ema di Tasik..bangganya aku sama dia..

Mama itu sosok wanita yang selalu berjuang untuk kelangsungan keluarganya…Mama itu orang asuransi.. Ya, perjuangannya sangat luar biasa, syukur Alhamdulillah, dia menjelma menjadi wanita karier dengan jabatan yang Alhamdulillah lumayan tinggi. Dan di antara lingkungan kerja yang rata-rata penuh dengan penjilatan, dia masih mampu bertahan dengan prinsipnya untuk selalu jujur..Mama selalu bilang…”Insya Allah, orang jujur itu biarpun tidak kaya secara dunia, dia kaya di mata Allah. Di dalam dunia kerja susah cari orang yang jujur, jangan mencari, tapi mulailah kita yang jujur. Orang yang jujur mah Insya Allah rezekinya nggak kemana..,”
Mama Daday, biarpun dia sudah menjelma menjadi seorang wanita karier sekaligus ibu rumah tangga, tetap dia nggak pernah ketinggalan cerita tentang anak-anaknya di rumah. Dia tetap menjadi ibu rumah tangga yang memperhatikan anak-anaknya dengan teliti.

Memang, mama berangkat pagi-pagi sekali, kita semuany bertemu kalau mau berangkat beraktivitas, anak bungsunya mama ini juga kan kalo ke sekolah masih suka diantar..pulangnya baru naek angkot..
Terkadang kalau mama pulang, kita ada yang udah tidur, sibuk sama kerjaan sendiri, dan waktu itu aa kuliah di bandung.
Kalau ditanya apa aku kehilangan sosok ibu seutuhnya? Secara fisik iya, tapi secara batin, aku tidak pernah merasa kehilangan mama..
Karena selalu…sebelum berangkat kerja, beliau sudah bangun pagi-pagi, bebersih, rumah itu selalu rapi dan bersih itu karena hasil tangannya sendiri, dia juga menyiapkan makanan, air hangat untuk papa mandi, dan bekal untuk dibawa ke sekolah (makanya waktu masih sekolah kita irit, jarang jajan, pas kenal masa muda aja nih sedikit berubah..)..kalau keperluan sekolah dan lain-lain kita semua udah bisa mandiri, semuanya mengurus sendiri..

Dan kalau malam hari, mama pulang, kita semua, klo lagi nggak tidur duluan dan mama lagi nggak pulang malam2, pasti menyempatkan kumpul makan malam bareng, dan saat itulah mama tahu semua crita tentang anak-anaknya. Udah gitu, sesibuk apapun dia, kalau waktunya dia dibutuhkan menemani anaknya, dia pasti datang, misalnya ambil rapot, teteh pertunjukkan nari bali, dan aku sendiri aktif banget di seni tari daerah waktu SD, dan dia selalu menyempatkan menemani..

Mandiri, iya pasti, mau nggak mau, kita mengerti aja, rata2 aa,teteh dan aku, udah bisa dilepas jalan sendiri, ke Bandung atau Tasik sendiri, karena mama juga meminta kami mandiri. Dan senakal2nya aku waktu SMA, pulang pagi,apa segala macam, nasehatin dan kontrol pasti,tapi mama jarang marah,nggak tahu kenapa,tapi justru itu yang bikin aku merasa harus bisa menjaga kepercayaan mama,jadi masih dalam batasan yang wajar dan bisa ditolerir,,krena kita sendiri nggak enak dan menghormati kepercayaan mama..

Mama itu wanita yang keras, sedikit pemarah, cerewet, dan disiplin banget. Kalau anak2nya ada masalah, dan terkadang masalahnya sampai bikin kita nangis, dia itu tidak akan berkata lembut untuk menenangkan kita. Mama bukan sosok seperti itu, yang ada, dia akan berkata berapi-api menyemangati kita untuk nggak jadi sosok yang lembek dan putus asa,malah dia akan lebih condong memarahi kita, katanya..”Jangan nangis, jangan cengeng! Nangis nggak akan bawa solusi,kamu tuh harusnya bisa kuat dong dan tunjukkin ke semua kalau kamu tuh luar biasa dan bisa!”

Yah..kata2 itu, meskipun tidak lembut, cukup untuk membuat aku tidak menangis lagi. Tapi bukan berarti mama nggak bisa lembut,hanya saja lembutnya itu ibarat lebaran keluarnya setahun sekali..hehe..

Semenjak pensiun,,aku melihat perubahan mama yang signifikan, aku melihat sosok mama yang lain, sosok mama yang semakin hari semakin membuat aku menyayanginya…saat-saat itu adalah saat aku bisa lebih membuka mata,saat aku benar-benar mengetahui segala hal yang terjadi di dalam kehidupannya..saat mama merasa aku udah cukup umur untuk mengetahui betapa beratnya hidup ini,betapa beratnya menjunjung sebuah arti kepercayaan akan cinta..
Aku akui, dari ketiga anaknya, akulah yang paling sering berdebat dengannya,paling sering terlontar adu mulut dengannya,paling sering tidak bersapa berhari-hari lantaran perbedaan pendapat di antara kami. Anak yang paling sering dia diemin karena dia sering kesal padaku..but here..in the deepest place in my heart, Mom..i Love you so much..

Mama itu harta yang paling berharga,tak bisa digantikan,tak bisa ditukar,tak bisa digadaikan, dan asalkan mama mau tertawa dan tersenyum tiap hari,membuat hartaku semakin bertambah..
Jadi..bagaimana mamamu..?:)

1 comment:

Imansyah said...

wah. mama daday bakal berkaca-kaca nih klo tau anaknya nulis kaya gini. boleh dikasih liat ke beliau neng? xixi.. :p

Featured Post

Celoteh si Ambu Yang Kerja Kantoran

Tulisan ini saya kirim ke Stiletto Book untuk ikut audisi A Cup of Tea : Working Mom Sayangnya belum rejeki, jadi saya berbagi di sini ...