Saya ingin sekali angkat bicara untuk mengeluarkan opini saya tentang Malaysia…
Janji, tidak akan anarkis, saya hanya ingin melontarkan kekecewaan saya pada Malaysia dan juga pada negeri saya tercinta ini, Indonesia…
Berbicara tentang Indonesia selalu ada cerita, bagaimana tidak, luas banget, dan luasnya itu terpisah-pisah oleh banyak pulau…hmm, cuma angkat wacana nih, pernah ada yang bilang sama saya, kalau kita harus sering berdoa dan perbaiki sistem diri karena beberapa tahun kedepan, entah kapan, Indonesia sudah tidak ada lagi. Tenggelam. Hii..
Kembali lagi kepada topik yang saya ingin berikan pendapat. Saya heran dengan Indonesia, kenapa ya bisa-bisanya sering sekali mengalah pada Malaysia? Memangnya Malaysia itu mengancam Indonesia secara diam-diam kepada pemerintah Indonesia? Atau kompensasi kabut asap yang ‘dihadiahkan’ kepada Malaysia membuat Malaysia meminta ganti rugi?
Coba kita sebut beberapa kasus yang menyebalkan yang dilakukan oleh Malaysia,
Perebutan Pulau Sipadan, Batas Wilayah RI yang dimasuki seakan2 untuk memperluas batas negara Malay, Batik, TKI, Wasit Indonesia, Angklung, dan lagi-lagi yang mengecewakan adalah Lagu Rasa Sayange yang dijadikan lagu pariwisata Malaysia!!
Siapapun tahu, bahkan mungkin anak-anak kampung di dekat rumah saya tahu karena mereka sering menyanyikan, bahwa lagu Rasa Sayange itu asli Maluku, dimana letak Maluku? Ya di Indonesia! Kok bisa-bisanya Malaysia mengklaim lagu itu untuk dimasukkan ke dalam promosi pariwisata mereka?? Apa pariwisata Indonesia nggak marah dengan perebutan budaya ini?
Lalu yang membuat saya panas adalah alat musik Angklung yang jelas-jelas alat musik daerah Jawa Barat sempat diklaim milik Malaysia. Come on…lalu batik? Dibilang baju nasional sana, wong pasti yakin betul yang bikin batik pasti orang kita juga, TKI yang kerja disana.
Mau sampai kapan sih kita ditindas terus sama Malaysia?
Sekarang berbicara tentang TKI, TKI memang sumber devisa negara yang menghasilkan pendapatan besar, akan tetapi sudah banyak sekali kasus penganiayaan TKI yang terjadi di Indonesia. Kasihan mereka, pergi meninggalkan keluarga untuk mencari uang dan segenggam berlian, tetapi yang didapat malah perlakuan kasar. Tidak bisa disalahkan sepenuhnya pada Malaysia memang, karena perlindungan TKI dari KBRI di Malaysia masih lemah, saya sangaaaat berharap masalah TKI ini bisa diselesaikan secara benar. Malahan saya harap sih, tidak ada lagi pengiriman TKI ke luar, saya yakin dengan penyuluhan, pendidikan, dan training tenaga kerja yang benar, para TKI dapat dimaksimalisasikan untuk dikaryakan di negeri sendiri, toh kita juga butuh banyak tenaga kerja untuk pembangunan. Jadi bangsa kita tak perlu lagi mengemis uang kepada negara-negara tetangga, kenapa kita nggak bantu bangsa sendiri?
Masalah pemukulan wasit kemaren, yah…Malaysia memang patut meminta maaf kepada Indonesia, tapi kalau Malaysia nggak mau, ya sudah. Janganlah terus-terusan mengemis permintaan maaf dari Malaysia, kita juga masih punya harga diri sebagai bangsa Indonesia, kita nih jauh lebih kaya, lebih bagus lagi kaya hati, alias marahnya jangan kelamaan, angkatlah dagu kita tinggi-tinggi. Indonesia ini hebat kok…
Ck..ck..ck..sekarang saya ingin menyusuri perjalanan di masa lalu…sekaligus pelajaran sejarah yang pernah diberikan pada saya oleh Pak Paimin, guru saya di SMP 27.
Dulu sekali, mama saya bilang, waktu dia kuliah di Jogjakarta, dia punya banyak teman melayu yang berasal dari Malaysia dan Brunei, mereka kuliah di Jogjakarta karena pendidikan di Indonesia bagus. Tapi coba deh sekarang? Terbalik bukan? Banyak sekali murid2 Indonesia yang mengejar pendidikan di Malaysia, teman saya saja ada 5 orang kuliah di Malaysia. Ironis sekali.
Mungkin itu dia perbedaan 2 negara yang dijajah oleh penjajah yang berbeda ya? Malaysia dengan Inggris, sedangkan Indonesia dengan Belanda.
Inggris terkenal meskipun menjajah tetapi dia membangun negara yang dijajahnya, tak dibiarkan ketinggalan. Lihat saja, Singapore, Hongkong. Cukup oke kan?
Kemudian saya mengutip berita dari koran kompas…upz lupa banget tanggal berapa, ketika terdapat berita konflik rasis di negara Malaysia. Mahasiswa Taiwan yang kuliah di Malay memplesetkan lagu kebangsaan Malaysia sebagai bentuk protes bahwa Malay terlalu memberikan perilaku istimewa kepada pribumi, sehingga sering terjadi kubu, diam-diaman yang berbeda ras, dan merugikan kepentingan non-pribumi dalam hal usaha. Humm…menurut saya, ada baiknya juga Indonesia mengadaptasi kebijakan untuk selalu memprioritaskan pribumi dalam hal bisnis, dan juga hak asasi manusia.
Dulu pak paimin pernah bercerita Restorasi Meiji yang dilakukan Jepang. Saya ingat betul, Jepang mengeluarkan seluruh penduduk non pribumi keluar Jepang, sehingga di Jepang hanya ada penduduk asli Jepang. Jepang menghentikan segala macam bentuk impor, jadi semua barang yang diproduksi asli milik Jepang, dari mulai makanan hingga barang. Jepang lalu mengirimkan orang-orangnya untuk bersekolah di luar sampai ke tingkat tinggi, lalu kembali lagi ke Jepang untuk menerapkan inovasi baru untuk produksi-produksi berikutnya. (Correct me if im wrong)
Saya salut apa yang dilakukan pada Restorasi Meiji itu, Jepang memang menutup diri bener2 dari pihak asing, tapi itu demi tidak lagi ketergantungan pada orang lain, Jepang percaya diri bahwa negaranya bisa memproduksi kebutuhan warga negaranya dengan alat-alat dan sumber daya alam sendiri. Hasilnya? Oke berat kan?
Sebenernya Indonesia bisa nggak sih seperti itu? Mnurut saya tidak ada yang tidak mungkin, itu bisa saja terjadi, sayangnya negara kita masih asik melakukan tangan meminta ketimbang tangan memberi, takut dan ragu akan tidak datangnya bantuan dari orang lain lagi. Mungkin yang kedua, susahnya merengkuh seluruh pulau di Indonesia ya? Penduduknya dimana-dimana. Tapi saya sangat yakin Indonesia bisa menjadi negara maju lagi, kayk dulu..yah meskipun nggak bener juga, tapi lebih baik dulu, sekarang mumet.
Satu hal yang saya ingat, apa yang kita anggap benar belum selalu benar untuk orang lain…. Kita tahu kata-kata ini, hanya saja kita sebagai manusia sering lupa, bahkan menolak untuk mengingatnya untuk memenangkan keegoisan kita, akan tetapi seseorang mengingatkan saya akan hal ini…ya,, kita sebagai manusia memang memiliki fungsi untuk saling mengingatkan agar norma-norma kehidupan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Akan tetapi kiranya saat ini masih terdapat segerombolan-segerombolan manusia yang tidak dapat menerima kebaikan mengingatkan itu dengan lapang dada…
Masih terdapat emosi yang terpedam di dasar pemikiran yang paling dalam, keinginan untuk didengarkan dan diperhatikan dengan dua bola mata yang tertuju hanya padanya…
Mungkin ketika hal tersebut kikis oleh besarnya sebuah keikhlasan dan rendah hati, semua hal yang hitam tidak akan terlambat untuk menjadi putih… untuk Indonesia semua hal tidak akan terlambat untuk diperbaiki, bukan?
Mulailah Indonesia dan Malaysia yang satu rumpun ini sama-sama saling mendengarkan, intropeksi diri, dan bersatu untuk kebaikan tanpa harus merugikan salah satu pihak. Indahnya hidup berdampingan dalam kedamaian, benar nggak?
Nah, mulai dari kita sebagai warga negara Indonesia nih yang harus berbenah diri, hehe, pokoknya Indonesia harus maju, jangan mau ditindas lagi, jangan mau kebudayaannya diambil lagi!!
HIDUUPP INDONESIAA!!! And PEACE FOR MALAYSIA!
Janji, tidak akan anarkis, saya hanya ingin melontarkan kekecewaan saya pada Malaysia dan juga pada negeri saya tercinta ini, Indonesia…
Berbicara tentang Indonesia selalu ada cerita, bagaimana tidak, luas banget, dan luasnya itu terpisah-pisah oleh banyak pulau…hmm, cuma angkat wacana nih, pernah ada yang bilang sama saya, kalau kita harus sering berdoa dan perbaiki sistem diri karena beberapa tahun kedepan, entah kapan, Indonesia sudah tidak ada lagi. Tenggelam. Hii..
Kembali lagi kepada topik yang saya ingin berikan pendapat. Saya heran dengan Indonesia, kenapa ya bisa-bisanya sering sekali mengalah pada Malaysia? Memangnya Malaysia itu mengancam Indonesia secara diam-diam kepada pemerintah Indonesia? Atau kompensasi kabut asap yang ‘dihadiahkan’ kepada Malaysia membuat Malaysia meminta ganti rugi?
Coba kita sebut beberapa kasus yang menyebalkan yang dilakukan oleh Malaysia,
Perebutan Pulau Sipadan, Batas Wilayah RI yang dimasuki seakan2 untuk memperluas batas negara Malay, Batik, TKI, Wasit Indonesia, Angklung, dan lagi-lagi yang mengecewakan adalah Lagu Rasa Sayange yang dijadikan lagu pariwisata Malaysia!!
Siapapun tahu, bahkan mungkin anak-anak kampung di dekat rumah saya tahu karena mereka sering menyanyikan, bahwa lagu Rasa Sayange itu asli Maluku, dimana letak Maluku? Ya di Indonesia! Kok bisa-bisanya Malaysia mengklaim lagu itu untuk dimasukkan ke dalam promosi pariwisata mereka?? Apa pariwisata Indonesia nggak marah dengan perebutan budaya ini?
Lalu yang membuat saya panas adalah alat musik Angklung yang jelas-jelas alat musik daerah Jawa Barat sempat diklaim milik Malaysia. Come on…lalu batik? Dibilang baju nasional sana, wong pasti yakin betul yang bikin batik pasti orang kita juga, TKI yang kerja disana.
Mau sampai kapan sih kita ditindas terus sama Malaysia?
Sekarang berbicara tentang TKI, TKI memang sumber devisa negara yang menghasilkan pendapatan besar, akan tetapi sudah banyak sekali kasus penganiayaan TKI yang terjadi di Indonesia. Kasihan mereka, pergi meninggalkan keluarga untuk mencari uang dan segenggam berlian, tetapi yang didapat malah perlakuan kasar. Tidak bisa disalahkan sepenuhnya pada Malaysia memang, karena perlindungan TKI dari KBRI di Malaysia masih lemah, saya sangaaaat berharap masalah TKI ini bisa diselesaikan secara benar. Malahan saya harap sih, tidak ada lagi pengiriman TKI ke luar, saya yakin dengan penyuluhan, pendidikan, dan training tenaga kerja yang benar, para TKI dapat dimaksimalisasikan untuk dikaryakan di negeri sendiri, toh kita juga butuh banyak tenaga kerja untuk pembangunan. Jadi bangsa kita tak perlu lagi mengemis uang kepada negara-negara tetangga, kenapa kita nggak bantu bangsa sendiri?
Masalah pemukulan wasit kemaren, yah…Malaysia memang patut meminta maaf kepada Indonesia, tapi kalau Malaysia nggak mau, ya sudah. Janganlah terus-terusan mengemis permintaan maaf dari Malaysia, kita juga masih punya harga diri sebagai bangsa Indonesia, kita nih jauh lebih kaya, lebih bagus lagi kaya hati, alias marahnya jangan kelamaan, angkatlah dagu kita tinggi-tinggi. Indonesia ini hebat kok…
Ck..ck..ck..sekarang saya ingin menyusuri perjalanan di masa lalu…sekaligus pelajaran sejarah yang pernah diberikan pada saya oleh Pak Paimin, guru saya di SMP 27.
Dulu sekali, mama saya bilang, waktu dia kuliah di Jogjakarta, dia punya banyak teman melayu yang berasal dari Malaysia dan Brunei, mereka kuliah di Jogjakarta karena pendidikan di Indonesia bagus. Tapi coba deh sekarang? Terbalik bukan? Banyak sekali murid2 Indonesia yang mengejar pendidikan di Malaysia, teman saya saja ada 5 orang kuliah di Malaysia. Ironis sekali.
Mungkin itu dia perbedaan 2 negara yang dijajah oleh penjajah yang berbeda ya? Malaysia dengan Inggris, sedangkan Indonesia dengan Belanda.
Inggris terkenal meskipun menjajah tetapi dia membangun negara yang dijajahnya, tak dibiarkan ketinggalan. Lihat saja, Singapore, Hongkong. Cukup oke kan?
Kemudian saya mengutip berita dari koran kompas…upz lupa banget tanggal berapa, ketika terdapat berita konflik rasis di negara Malaysia. Mahasiswa Taiwan yang kuliah di Malay memplesetkan lagu kebangsaan Malaysia sebagai bentuk protes bahwa Malay terlalu memberikan perilaku istimewa kepada pribumi, sehingga sering terjadi kubu, diam-diaman yang berbeda ras, dan merugikan kepentingan non-pribumi dalam hal usaha. Humm…menurut saya, ada baiknya juga Indonesia mengadaptasi kebijakan untuk selalu memprioritaskan pribumi dalam hal bisnis, dan juga hak asasi manusia.
Dulu pak paimin pernah bercerita Restorasi Meiji yang dilakukan Jepang. Saya ingat betul, Jepang mengeluarkan seluruh penduduk non pribumi keluar Jepang, sehingga di Jepang hanya ada penduduk asli Jepang. Jepang menghentikan segala macam bentuk impor, jadi semua barang yang diproduksi asli milik Jepang, dari mulai makanan hingga barang. Jepang lalu mengirimkan orang-orangnya untuk bersekolah di luar sampai ke tingkat tinggi, lalu kembali lagi ke Jepang untuk menerapkan inovasi baru untuk produksi-produksi berikutnya. (Correct me if im wrong)
Saya salut apa yang dilakukan pada Restorasi Meiji itu, Jepang memang menutup diri bener2 dari pihak asing, tapi itu demi tidak lagi ketergantungan pada orang lain, Jepang percaya diri bahwa negaranya bisa memproduksi kebutuhan warga negaranya dengan alat-alat dan sumber daya alam sendiri. Hasilnya? Oke berat kan?
Sebenernya Indonesia bisa nggak sih seperti itu? Mnurut saya tidak ada yang tidak mungkin, itu bisa saja terjadi, sayangnya negara kita masih asik melakukan tangan meminta ketimbang tangan memberi, takut dan ragu akan tidak datangnya bantuan dari orang lain lagi. Mungkin yang kedua, susahnya merengkuh seluruh pulau di Indonesia ya? Penduduknya dimana-dimana. Tapi saya sangat yakin Indonesia bisa menjadi negara maju lagi, kayk dulu..yah meskipun nggak bener juga, tapi lebih baik dulu, sekarang mumet.
Satu hal yang saya ingat, apa yang kita anggap benar belum selalu benar untuk orang lain…. Kita tahu kata-kata ini, hanya saja kita sebagai manusia sering lupa, bahkan menolak untuk mengingatnya untuk memenangkan keegoisan kita, akan tetapi seseorang mengingatkan saya akan hal ini…ya,, kita sebagai manusia memang memiliki fungsi untuk saling mengingatkan agar norma-norma kehidupan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Akan tetapi kiranya saat ini masih terdapat segerombolan-segerombolan manusia yang tidak dapat menerima kebaikan mengingatkan itu dengan lapang dada…
Masih terdapat emosi yang terpedam di dasar pemikiran yang paling dalam, keinginan untuk didengarkan dan diperhatikan dengan dua bola mata yang tertuju hanya padanya…
Mungkin ketika hal tersebut kikis oleh besarnya sebuah keikhlasan dan rendah hati, semua hal yang hitam tidak akan terlambat untuk menjadi putih… untuk Indonesia semua hal tidak akan terlambat untuk diperbaiki, bukan?
Mulailah Indonesia dan Malaysia yang satu rumpun ini sama-sama saling mendengarkan, intropeksi diri, dan bersatu untuk kebaikan tanpa harus merugikan salah satu pihak. Indahnya hidup berdampingan dalam kedamaian, benar nggak?
Nah, mulai dari kita sebagai warga negara Indonesia nih yang harus berbenah diri, hehe, pokoknya Indonesia harus maju, jangan mau ditindas lagi, jangan mau kebudayaannya diambil lagi!!
HIDUUPP INDONESIAA!!! And PEACE FOR MALAYSIA!
gracias..nengDJ
No comments:
Post a Comment