Sunday, December 23, 2007

Welcome & Enjoy the trip @tegal amba village (part II)

Selamat datang kembali bapak-bapak, ibu-ibu, jeng-jeng, gimana? istirahat melihat taman botaninya suda cukup ya? Marii perjalanan kita dilanjutkan kembali..yiiuukk


Selain hororisme gaib dari rumah Bapak Yono, hororisme yang lain juga muncul dari si Indonesia Idol Wannabe! Entah deh tuh siapa namanya, nggak berminat kenal, karena anaknya itu sakit, alias stress! Kerjaannya ngapalin lagu yang dipasang kencang2 dari tape miliknya (kalah konser musik juga!), suaranya? Beeuu..Rocker berat, bo! Saking nge-rocknya, sampe sekarang batuknya nggak sembuh2!
Dia hanya keluar sesekali, selebihnya dikunciin hanya sampai pagar, soalnya kadang suka ngamuk, sambil bertelanjang dada ngejar cewek2 yang dia suka, sambil berteriak : “OH CINTAKUU!!”

Berjalan ke sebelah sana, hmm…tidak ada yang terlalu special untuk diceritakan, soalnya saya sendiri sudah lama tidak ikut bergaul ke sana selain untuk keperluan Shalat Ied atau 17 Agustusan, sudah banyak dihuni sama penghuni kontrakan. Ada bengkel motor sih yang berisiknya kedengeran sampai ke rumah kalau lagi ngetes knalpot. Nah kita berbelok ke sebuah gang kecil, disitu semuanya penduduk lama, dari jaman saya bayi sudah saling kenal, disitu ada Mpok Ilal yang pagi-pagi jualan nasi uduk, gemblong,bakwan, tempe goreng, lontong, makanan khas betawi deh, enak2 lho…di sepanjang gang ini hampir semuanya pintar masak, termasuk Bu Senah, yang bekerja di rumah saya sejak saya TK, Bu Senah bisa dibilang PR-nya Tegal Amba, waah, semua berita ter-gress yang terjadi di Tegal Amba, saya tahu dari dia. Dari hal kecil sampai hal besar yang menyebabkan terjadinya adegan sinetron! Hehe…

Tapi eh tapi…, meski agak mengampung dan terpencil, di Tegal Amba ini serba ada lho…, ada Ujang yang pagi-pagi sudah teriak “SAYUURR” muter2 Tegal Amba, ada mba-mba yang berteriak “KUE KUEE” yang menjajakan kue-kue basah, ada ibu-ibu yang berteriak “AYAM AYAM! PEPES-PEPES!”, ada tukang roti yang melabel rotinya dengan terjemahan Bread Talk, yaitu “ROTI NGOBROL”, beneran!, ada tukang somay, tukang bubur, tukang sate, tukang bubur sum-sum, tukang basho si Gepeng yang sudah jualan dari saya masih bocah, lalu ada Bubur Kacang Ijo dan Ketan Hitam milik Pak Yoyo, yang juga sudah akrab sama warga sekitar, lalu ada tukang mie ayam, tukang batagor, tukang soto mie, tukang jepitan, tukang kredit, mobil barang 10.000 dapat 3, tukang rujak, tukang asinan, tukang tape, tukang sol sepatu, bnyaaak deh yang jualan depan rumah dari pagi sampai tengah malam, ditutup sama tukang mie tek-tek/dog-dog.

Tegal Amba RT 1 pun sampai sekarang tidak kena banjir dan jangan sampeeeee, amit2, hanya saja kita selalu terjebak nggak bisa kemana-mana kalau lagi banjir besar di Jakarta.
Hmm..ada cerita yang bikin merinding di Tegal Amba RT sebelah, di sebuah rumah, sebut saja namanya H. Suyadi, beliau sudah meninggal tahun kemaren, ceritanya, rumah beliau ingin dijadikan kontrak2an oleh anak-anaknya. Mau nggak mau dibongkar dong, termasuk makam istri H. Suyadi yang terletak di halaman belakang. Istri H. Suyadi sendiri, Hj. Suyadi sudah meninggal 11 tahun yang lalu, singkat cerita, dibongkarlah makam tersebut, dan apa yang terjadi? Subhanallah banget! Itu jenazahnya masih utuh, sama seperti 11 tahun yang lalu dimakamkan!! Masih ada dagingnya, masih terlihat seperti Hj. Suyadi! Yang berubah hanya mukanya semakin keriput, bahkan kain kafannya pun tidak kotor, hanya kuning2 kena tanah sedikit saja!
Subhanallah banget ya..? konon, Hj. Suyadi itu orangnya baiiik banget, dia sering menyapu jalanan hingga bersih meski itu bukan lagi area rumahnya, beliau juga ibadahnya bagus, rajin mengaji, dan beliau ramah sama semua orang…
Waah,,,enak sekali ya?

Ya sekian jalan-jalannya, lain kali jalan-jalan lagi ya?
Walaupun Tegal Amba perkampungan, tapi akhirnya teman2 saya yang sudah pernah maen ke rumah mengakui kalau Tegal Amba itu bikin PW buat nongkrong (katanya lho..)

No comments:

Featured Post

Celoteh si Ambu Yang Kerja Kantoran

Tulisan ini saya kirim ke Stiletto Book untuk ikut audisi A Cup of Tea : Working Mom Sayangnya belum rejeki, jadi saya berbagi di sini ...