I’m back with a smile again...hehe...
Kayaknya postingan saya bakal panjang nih, tau ada yang bersedia baca apa nggak..CURHAT AAAH...
Ada beberapa teman di blog yang bertanya ada apa dengan saya kemarin? Jawabannya, kemarin saya SEDANG TIDAK BAIK-BAIK SAJA.
Semuanya disebabkan oleh sebuah KEKECEWAAN, yang terutama datang dari DIRI SENDIRI. Kemarin, musuh saya itu adalah SAYA SENDIRI, semua pemikiran, jawaban yang mendatangkan kesedihan, kekecewaan, merasa gagal, dan kecewa sama diri sendiri, sekuat tenaga saya lawan.
Hasilnya? Saya belum bisa bilang, IM DOING GREAT, hanya i’m doing just fine aja laah..., berat perjalanannya, karena kegagalan kemaren, sedikit menggeserkan rencana hidup yang sudah saya susun sedemikian rupa, yah..saya bukan orang yang terencana banget sih, tapi saya sudah tau mau ngapain nantinya, dan ketidakberhasilan saya kemaren a lil bit killing my confidence softly...hehe..
Boleh ya saya sharing? *sedikit mengancam*
Kemaren, intinya, saya gagal untuk menuju tahap 3 seleksi CPNS [ada laah], saya patut bersyukur sebenarnya, saya berhasil masuk ke 2700 pelamar tahap 2, dengan sebelumnya total peserta tahap 1 berjumlah 20.000 peserta. Yah, masih banyak yang lebih baik dari saya, ternyata! [ya eyyalaah]. Namun, yang namanya kecewa, pasti datang pada doong, saya pun merenung, “Kenapa bisa begini ya? Seharusnya kemaren gue begini, seharusnya gue begitu,seharusnya gue jawab ini ina itu...,”
Terus aja pertanyaan itu ON di otak saya, sampe akhirnya saya jadi nangis deh, karena keingat orang tua yang terlihat sekali, kepengen saya setengah mati masuk tahap 3. Dan, tangis saya semakin menjadi, karena saya telah mengecewakan mereka, saya gagal. Saya pun jadinya kecewa sama diri saya sendiri.
“BODOH! Kenapa lo bisa gagal, Diin!? Otak lo bego banget sih!?”
Saya pun jadi ngerasa nggak bisa apa-apa, saya nggak punya achievement yang bisa saya banggain, saya nih NOTHING! Itu yang saya rasain kemaren.
Sebenarnya, semua jadi kerasa seperti itu kalau saya ingat keinginan orang tua. Ternyata, benar juga ya, PEMIKIRAN ORANG TUA TIDAK SELALU SEJALAN DENGAN PEMIKIRAN SI ANAK. Sebenarnya kita memiliki keinginan yang sama, yaitu SUKSES. Siapa sih orang tua yang nggak mau lihat anaknya sukses? Jangankan orang tua, saya juga pengen.. Hanya saja, persepsi sukses di mata kami itu berbeda.
Ketika orang tua saya menganggap sukses itu adalah bisa bekerja di perusahaan bonafide, dengan gaji lumayan, kerja enak tanpa tekanan, dan koneksi banyak, atau menjadi PNS, ketika itulah jawaban TIDAK SETUJU datang dari saya. Tapi, saya tidak menentang mereka, bagaimanapun mereka tahu yang terbaik buat kita kan?
Saya jadi sedih sendiri, ketika hal yang mereka inginkan tidak bisa saya berikan. Well, rasanya saya sering mengecewakan mereka aja gitu... Coba deh, diruntut dari awal, saya melepaskan pekerjaan di perusahaan asing dengan gaji aduhai dan pindah bekerja menjadi pegawai biasa di sebuah perusahaan swasta dengan gaji lebih rendah dari tempat sebelumnya. [DONT ASK WHY... I kept all the reason by myself]. Yang ngebego2in saya? Cukup banyak, apalagi teman2 yang VISI dan MISI-nya adalah karier, karier, karier, karier, dan uang uang uang!
Tapi saya tetap pada pendirian saya, toh, mama dan papa pun menyetujui saya pindah kerja. Tapi ternyata...sepertinya pekerjaan saya sekarang masih belum cukup buat mereka.
“Apa gue salah ya keluar dari tempat yang dulu? Apa gue salah kerja di sini sekarang?”
Hal itulah yang jadi bikin saya jadi sedikit down kemaren...jadi ngerasa nggak guna aja buat orang lain. Duh bukannya jelek2in orang tua ya, Mereka seperti itu kan karena sayang ma saya... ini masalahnya pada diri saya sendiri aja yang ngerasa nggak enak ma mereka..
Sukses menurut saya adalah, ketika saya bisa memberikan rasa nyaman yang besar untuk saya, bisa melakukan banyak hal yang bermanfaat buat saya dan orang lain, masih bisa leha-leha, masih bisa ngurus keluarga, kepuasan hati, kalau kata Mas Maslow mah, Self Actualization dan Self Esteem. Masalah uang, waah penting banget lah, tapi karena saya orangnya serabutan, buat saya, rejeki bisa datang tidak hanya dari satu tempat saja. Saya masih tetap pada rencana awal, yaitu jadi pengusaha, sembari jadi guru juga, masih pengen nulis juga, ngurusin EO saya juga, dan di perusahaan sekarang, saya masih bisa melakukan itu. Namun lantaran orang tua pengennya beda, jadi kepikiran deeeh, iya ya... saya nih sebenernya mau jadi apa sih!? Kok bodoooh banget!
Huff, syukurlah, ke-stress-an saya mulai pudar, Alhamdulillah, si mamz n papz udah mengencourage saya untuk bersabar, saya berterima kasih pada beberapa teman saya yang rela jadi ‘tempat sampah’ buat saya..khususnya pada akang yang menjawab pertanyaan saya seperti ini,
“Masih mau sama Neng? Nggak apa-apa nikah nanti Neng nggak bisa bantu banyak dalam hal keuangan...? Nggak kayak wanita karier yang lain yang gajinya gede..., neng nih nggak ngebanggain...Aku cuma pengen bantu keuangan keluarga, tanpa harus meninggalkan kewajiban aku sebagai istri dan seorang Emak nantinya...,”
Kayaknya postingan saya bakal panjang nih, tau ada yang bersedia baca apa nggak..CURHAT AAAH...
Ada beberapa teman di blog yang bertanya ada apa dengan saya kemarin? Jawabannya, kemarin saya SEDANG TIDAK BAIK-BAIK SAJA.
Semuanya disebabkan oleh sebuah KEKECEWAAN, yang terutama datang dari DIRI SENDIRI. Kemarin, musuh saya itu adalah SAYA SENDIRI, semua pemikiran, jawaban yang mendatangkan kesedihan, kekecewaan, merasa gagal, dan kecewa sama diri sendiri, sekuat tenaga saya lawan.
Hasilnya? Saya belum bisa bilang, IM DOING GREAT, hanya i’m doing just fine aja laah..., berat perjalanannya, karena kegagalan kemaren, sedikit menggeserkan rencana hidup yang sudah saya susun sedemikian rupa, yah..saya bukan orang yang terencana banget sih, tapi saya sudah tau mau ngapain nantinya, dan ketidakberhasilan saya kemaren a lil bit killing my confidence softly...hehe..
Boleh ya saya sharing? *sedikit mengancam*
Kemaren, intinya, saya gagal untuk menuju tahap 3 seleksi CPNS [ada laah], saya patut bersyukur sebenarnya, saya berhasil masuk ke 2700 pelamar tahap 2, dengan sebelumnya total peserta tahap 1 berjumlah 20.000 peserta. Yah, masih banyak yang lebih baik dari saya, ternyata! [ya eyyalaah]. Namun, yang namanya kecewa, pasti datang pada doong, saya pun merenung, “Kenapa bisa begini ya? Seharusnya kemaren gue begini, seharusnya gue begitu,seharusnya gue jawab ini ina itu...,”
Terus aja pertanyaan itu ON di otak saya, sampe akhirnya saya jadi nangis deh, karena keingat orang tua yang terlihat sekali, kepengen saya setengah mati masuk tahap 3. Dan, tangis saya semakin menjadi, karena saya telah mengecewakan mereka, saya gagal. Saya pun jadinya kecewa sama diri saya sendiri.
“BODOH! Kenapa lo bisa gagal, Diin!? Otak lo bego banget sih!?”
Saya pun jadi ngerasa nggak bisa apa-apa, saya nggak punya achievement yang bisa saya banggain, saya nih NOTHING! Itu yang saya rasain kemaren.
Sebenarnya, semua jadi kerasa seperti itu kalau saya ingat keinginan orang tua. Ternyata, benar juga ya, PEMIKIRAN ORANG TUA TIDAK SELALU SEJALAN DENGAN PEMIKIRAN SI ANAK. Sebenarnya kita memiliki keinginan yang sama, yaitu SUKSES. Siapa sih orang tua yang nggak mau lihat anaknya sukses? Jangankan orang tua, saya juga pengen.. Hanya saja, persepsi sukses di mata kami itu berbeda.
Ketika orang tua saya menganggap sukses itu adalah bisa bekerja di perusahaan bonafide, dengan gaji lumayan, kerja enak tanpa tekanan, dan koneksi banyak, atau menjadi PNS, ketika itulah jawaban TIDAK SETUJU datang dari saya. Tapi, saya tidak menentang mereka, bagaimanapun mereka tahu yang terbaik buat kita kan?
Saya jadi sedih sendiri, ketika hal yang mereka inginkan tidak bisa saya berikan. Well, rasanya saya sering mengecewakan mereka aja gitu... Coba deh, diruntut dari awal, saya melepaskan pekerjaan di perusahaan asing dengan gaji aduhai dan pindah bekerja menjadi pegawai biasa di sebuah perusahaan swasta dengan gaji lebih rendah dari tempat sebelumnya. [DONT ASK WHY... I kept all the reason by myself]. Yang ngebego2in saya? Cukup banyak, apalagi teman2 yang VISI dan MISI-nya adalah karier, karier, karier, karier, dan uang uang uang!
Tapi saya tetap pada pendirian saya, toh, mama dan papa pun menyetujui saya pindah kerja. Tapi ternyata...sepertinya pekerjaan saya sekarang masih belum cukup buat mereka.
“Apa gue salah ya keluar dari tempat yang dulu? Apa gue salah kerja di sini sekarang?”
Hal itulah yang jadi bikin saya jadi sedikit down kemaren...jadi ngerasa nggak guna aja buat orang lain. Duh bukannya jelek2in orang tua ya, Mereka seperti itu kan karena sayang ma saya... ini masalahnya pada diri saya sendiri aja yang ngerasa nggak enak ma mereka..
Sukses menurut saya adalah, ketika saya bisa memberikan rasa nyaman yang besar untuk saya, bisa melakukan banyak hal yang bermanfaat buat saya dan orang lain, masih bisa leha-leha, masih bisa ngurus keluarga, kepuasan hati, kalau kata Mas Maslow mah, Self Actualization dan Self Esteem. Masalah uang, waah penting banget lah, tapi karena saya orangnya serabutan, buat saya, rejeki bisa datang tidak hanya dari satu tempat saja. Saya masih tetap pada rencana awal, yaitu jadi pengusaha, sembari jadi guru juga, masih pengen nulis juga, ngurusin EO saya juga, dan di perusahaan sekarang, saya masih bisa melakukan itu. Namun lantaran orang tua pengennya beda, jadi kepikiran deeeh, iya ya... saya nih sebenernya mau jadi apa sih!? Kok bodoooh banget!
Huff, syukurlah, ke-stress-an saya mulai pudar, Alhamdulillah, si mamz n papz udah mengencourage saya untuk bersabar, saya berterima kasih pada beberapa teman saya yang rela jadi ‘tempat sampah’ buat saya..khususnya pada akang yang menjawab pertanyaan saya seperti ini,
“Masih mau sama Neng? Nggak apa-apa nikah nanti Neng nggak bisa bantu banyak dalam hal keuangan...? Nggak kayak wanita karier yang lain yang gajinya gede..., neng nih nggak ngebanggain...Aku cuma pengen bantu keuangan keluarga, tanpa harus meninggalkan kewajiban aku sebagai istri dan seorang Emak nantinya...,”
“Ya nggak apa-apa lah, kan udah jadi kewajiban aku nantinya...Justru itu yang bikin aku bangga. Kan kamu pernah bilang..You are bigger than you think..”
Saya jadi malu sendiri, iya saya pernah bilang begitu, Im bigger than i think, jangan sampai rendah dirinya kita mengalahkan semua potensi kita!
Si Sigit, sahabatku pun bilang begini,
“Kenapa lo harus malu, itu baru bodoh namanya, rejeki itu udah ada yang mengatur, udah...tenang aja.”
Nggak hanya bentuk encourage yang bikin saya sembuh, tapi beberapa kejadian dan berita sedih, malah justru mengangkat semangat saya untuk bangkit kembali.
Berawal dari kepergian salah satu sahabat saya waktu SMP, Yosty, untuk selama-lamanya. Yang membuat saya tak sanggup menahan air mata saat di kantor. Saya makin sedih karena kepergiannya sebulan yang lalu, dan teman saya bilang, susah sekali menghubungi saya waktu Yosty meninggal.
Yang kedua, teman masa kecil saya, teman di karang taruna komplek, Ferry, kecelakaan, dan sejak selasa sampai Kamis kemarin, dia masih koma di rumah sakit. Tak tahan saya melihat tubuhnya yang lemah, wajahnya yang hancur dan bengkak, dibantu alat pernapasan pula... Mudah2an sekarang Ferry sudah sadar.., teman saya yang sangaaat baik, nggak heran, banyak yang menjenguk dia di ICU.
Yang terakhir, curhatannya teman saya yang baru saja kehilangan motor MIO-nya... Dia shock banget!
Kejadian-kejadian itu membuat saya merenung..., Ya Allah, saya nih cuma gagal ujian aja, mereka yang mendapatkan musibah lebih besar dari saya pun masih bisa tabah, masih keep goin’ on..., kenapa sih saya cengeng banget dan manja banget!? Akhirnya, meskipun kejadian menyedihkan, Alhamdulillah, saya bisa memetik hikmahnya. Seperti cerpen saya sendiri..
Renungan Cinta Empat Wanita..:)
Saya yakin, ini adalah bentuk peringatan dan kasih sayang Allah pada saya, agar saya dapat memetik hikmah, pembelajaran diri, belajar ikhlas, dan terus mensyukuri semua hal baik dan buruk yang terjadi pada saya. Semoga Dia mempunyai rencana yang jauh lebiiih baik untuk saya.
Mungkin, saya harus tetap menjalani MAIN PLAN saya, hmm..karena kalo saya keterima, saya berada di WITA! kasihan juga si akang.. ntar dia mewek lagi...hihi
Again, maybe this is not what i need...Allah selalu tahu apa yang terbaik buat kita, kan?
SEMANGAAAT DINDAAA!!!
Saya yakin, ini adalah bentuk peringatan dan kasih sayang Allah pada saya, agar saya dapat memetik hikmah, pembelajaran diri, belajar ikhlas, dan terus mensyukuri semua hal baik dan buruk yang terjadi pada saya. Semoga Dia mempunyai rencana yang jauh lebiiih baik untuk saya.
Mungkin, saya harus tetap menjalani MAIN PLAN saya, hmm..karena kalo saya keterima, saya berada di WITA! kasihan juga si akang.. ntar dia mewek lagi...hihi
Again, maybe this is not what i need...Allah selalu tahu apa yang terbaik buat kita, kan?
SEMANGAAAT DINDAAA!!!
When you try your best but you don’t succeed
When you get what you want but not what you need
When you feel so tired but you can’t sleep
Stuck in reverse
And the tears come streaming down your face
When you lose something you can’t replace
When you love someone but it goes to waste
Could it be worse?
Lights will guide you home
Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you
And high up above or down below
When you’re too in love to let it go
But if you never try you’ll never know
Just what you’re worth
Tears stream down your face
Tears stream down your face
when you lose something you cannot replace
Tears stream down your face
And I
Tears stream down your face
Tears stream down your face
I promise you I will learn from my mistakes
Tears stream down your face
And I
Lights will guide you home
Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you
DEAR COLDPLAY, makasiih banget udah nyiptain lagu ini...
2 comments:
salah satu ciri wanita tangguh, selalu mampu mengambil hikmah dari semua peristiwa, dan selalu punya energi positif yang menular.
Semangat dinda! :)
yang ngebego2in itu Mr.bego ya...
kayak udah paling pinter aza ya mereka itu...secara mereka melihat sesuatu yang hanya dari kulit luarnya saja...beli mangga kali...:)
Post a Comment