Wednesday, November 12, 2008

Judul dari saya : Kau Perawan...

Kau disebut perawan sebab kau rawan dan harus berhati-hati
Maka, saat kau beranjak dewasa dan tamumu mulai datang,
Ibumu lalu girang karena "tamu" telah mengetuk pintu putrinya.
Darah merah melambangkan kesuburan lalu tuman datang setiap bulan.

Per 28 hari, lima sampai tujuh hari, apa yang terjadi?
Seperti ayam, telurmu tumbuh dalah tubuh.
Ibumu bahagia, bersyukur dan berdoa. Lalu pesannya,
"Jagalah bungamu, jangan kau buahi telurmu, agar kau suci selalu hingga menjadi
persembahan paling berarti bagi calon suami."

Pagar ayu-pagar ayu... sesuatu yang rawan sebab kau memang perawan.
Sesuatu yang harus dijaga sebab sakral adalah capnya.
Lalu kau menyumpahi dirimu karena kau wanita.
Tapi kemudian matang seperti telurmu yang siap panggang.
Kau siap menjadi pembawa generasi bagi manusia, dan surga..
ada di telapak kakimu....

(kutipan dari Buku Dimsum Terakhir karya Clara Ng yang juga mengutip dari Tabula Rasa - Ratih Kumala, Grasindo 2004)

2 comments:

angga angelina said...

kamu bikin aq sadar btapa indahnya menjadi wanita. ;)

Adhini Amaliafitri said...

"Jagalah bungamu, jangan kau buahi telurmu, agar kau suci selalu hingga menjadi
persembahan paling berarti bagi calon suami."

masyallah.. merinding bacanya!! :) kerennn!

Featured Post

Celoteh si Ambu Yang Kerja Kantoran

Tulisan ini saya kirim ke Stiletto Book untuk ikut audisi A Cup of Tea : Working Mom Sayangnya belum rejeki, jadi saya berbagi di sini ...