SAYA...SUDAH.
Ya, hari ini, tepatnya pada malam hari, saya mendapatkan sebuah confession dari sahabat saya, tidak ada feeling apa-apa, kecuali ketika salah seorang teman dari luar kota tiba-tiba sumekeuh ngajak ketemuan, dan lagi.. Entah kenapa, udah 2 minggu terakhir, hasrat saya untuk bertemu dengan gerombolan ini kuat banget. Mungkin, bagi saya, orang yang paling terakhir tahu, ini adalah firasat, tapi buat para teman saya yang lain, ini bukan lagi feeling.
Kami tadi ber4, makan-makan after office hour. Bukan dalam suasana sunyi dan cozy, melainkan dalam keriuhan hiruk pikuk suara-suara manusia setengah berteriak agar suaranya terdengar satu sama lain. Saat itu, 2 orang teman sudah sangat terlihat santai tanpa beban ketika berkata, "ya udahlah, dinda butuh jawaban, kan dia udah ada disini. Tanya langsung aja!"
Dengan masih keheranan dan kebingungan, saya balik bertanya, "kok lo pada nyantai dan senyum2 sih? Jangan-jangan lo udah pada tau. Dont let me be the last to know dong please.."
Lalu, sahabat saya tercinta menatap saya penuh arti, sosok lelaki gagah yang saya kenal sudah cukup lama, meski tak selalu bersama, tapi saya ingat, saya sayang dia.
"DINDA SAYANG..YES I AM, I AM A GAY. I'M SORRY.."
DUAR! Bujug! Masya Alloh, temen gueee?? Yang bener lo, dul!? Dia mengangguk pelan. Bagai petir di siang bolong, saya terdiam sesaat, menelaah pernyataannya. Seketika mata saya berkaca-kaca, jujur saat itu saya sedihnya dobel. Kenapa dia bisa berubah dan kenapa dia menyimpan rahasia dia dari saya selama ini sedangkan yang lain sudah tau lebih dulu? Kecewa, sedih, tidak percaya, semua berkecamuk. Saya pandangi 2 orang teman yang lain yang sudah santai sekali menghadapi kenyataan ini. Satu2 saya tanyakan, kapan mereka tahu hal ini? Dan kapan 2 orang yang lainnya yang absen datang tahu? Owh cukup lama ternyata.
Lalu, saya tanya sahabat saya, apa alasannya menunda memberitahu saya? Jujur, i recognize his style, dan memang sudah menjadi tanda tanya besar mengenai orientasi sex dia, karena saya gak seyakin dulu.
Alasannya, dia takut saya yang paling menolak dia, paling kontra, paling sedih dan rapuh. Itu semua karena dia, mereka sungguh menghargai wanita berjilbab yang pemikiran diakui paling rasional dan normal dibanding semua. Dalam arti kata, saya yang jalan hidupnya dianggap lurus2 aja. Mereka khawatir saya yang paling tidak bisa menerima. *thanks anyway guys..:-)*
"pantaas..waktu itu salah satu di antara kalian, ada yang pernah menanyakan, KALAU MISALNYA salah satu diantara kita ada yg mengakui ketidaknormalannya, gimana?"
Pada saat itulah, kecurigaan saya makin kuat, tapi lagi2 saya pendam.
Tanpa banyak bicara saya peluk erat sahabat gay saya, saya cium keningnya, tanpa peduliin anggapan orang yg melihat cewek berjilbab mencium cowok di tempat umum. Yang saya rasakan saya cuma ingin berempati, karena entah kenapa, saya yakin, ini juga pasti berat untuk dia pada awalnya, berat untuk dia memerangi hasratnya, berat untuknya tak berkasih lagi dengan para lelaki yang sejenis. Entah kenapa, yang saya rasakan, di balik tawanya dan kelakuannya yang cablak, gayanya yang asyik, popularitasnya disukai banyak wanita, saya sedikit merasakan rasa perangnya yang dia redupkan sementara ini. Saya rasakan ketika memeluknya.
Sampai sekarang, saya masih speechles, dan masih menangis sambil mengetik ini.
Saya tahan semua pertanyaan dalam benak saya untuknya, saya tahan tangis saya selama di depannya. Sungguh, saya tidak mau dia berpikir saya rese, dan membenarkan dugaan dia tentang reaksi saya jika dia mengaku. Hanya saya, saya tidak ingin dia tahu saya sedih, shock dan kecewa mendengarnya, karena dia pasti akan sedih, dan lagi, sebenarnya inginnya saya dia bisa berbagi semua rasa dan persoalannya pada saya, percaya saya tanpa rasa ragu lagi..
Untuk kalian selain dia :
Guys, maaf tadi aq nggak sempat ngomong buat ngungkapin apa yang aq rasain saat dia ngaku. Ya, aq sedih. Dan melihat sikap kalian, aq jadi bertanya2, Bagaimana reaksi kalian begitu tahu tentang dia? Apa sama dengan aku? Apa sama dengan kesedihan dan shocknya aku? Apa kalin juga sedih, guys? Kenapa aq yang harus tau belakangan, kenapa aq yg harus kalian paling khawatirkan reaksinya? Hufh..ya aq sempat kecewa, tapi ya udahlah.. Aq sangat berterima kasih kalian udah menghargaiku untuk hal yang satu ini..;-)
No matter what u are, who u are, as long as we bestfriend, and all i know, i love you, it's settled right!? You're still my best pal!! ALWAYS!!
**Semenjak ada kasus Ryan, saya sempat berpikir, mau jadi apa dunia ini, rasanya akan semakin sulit untuk mengenali dan mendapatkan lelaki yang pasti. mungkin selama ini saya memang ngeri melihat fenomena ini. Tapi dengan adanya pengakuan dia, mengakui secara jantan (akhirnya..) dan bijak, serta menerimanya dengan gayanya yang santai, saya sedikit lebih memahami perasan kaumnya. Mungkin,, mungkin lho ya... buat dia, TIDAK adalah kata yang tepat jika boleh memilih, siapa pula yang mau seperti itu? Namun, semua obat hanya ada di dirinya, dia pun mengakui "HOPEFULLY, DIIN..."
"Diin, kan elo lagi nyusun cerita tentang gay, gue siap dan rela kok buat jadi narasumbernya.." ucapnya sambil tersenyum.
Iya nih, cerita saya yang tertunda setahun terakhir ini, karena raanya malas saya udah tahu endingnya... Tapi, dia selalu bisa memberikan semangat pada saya, karena kamu..makasiiih yaa... Aku tahu rasanya.
Terima kasih buat semua teman-teman saya, mendapatkan dan mengetahui cerita mereka masing-masing. Pengakuan yang bikin kaget ini, meang bukan yang pertama kali untuk saya, ada yang mengaku gaya berpacaran mereka, mengaku hamil, dan lain-lain, ah sudahlah, pun buat saya itu sangat memberi inspirasi dan pendewasaan hidup secara tidak langsung.
Satu masalah, sungguh sejuta hikmah! Saya memang kecewa, tapi itulah manusia..Hidup tidak pernah selalu mulus...
6 comments:
*astaqfirullah*
Pengyimpangan sexual itu bisa sembuh loh...lewat terapi, gw lupa terapi apa yah namanya..
sayah juga pernah! tp bukan menjadi org trakhir yg tau, tp jd yg ptama. awalnya emg shock banget, dan simpati. pasti berat rasanya tidak bs terang2an sayang2an sm org yg kita cintai..
dulu gw sdikit gmn gtu sm org2nya yg memiliki penyimpangan seperti itu, tapi setelah salah satu sobat gw ada yg ky gtu, gw jadi sadar, gay juga manusia mbo! :)
yg mereka butuhkan cuma support dari kita, dan jgn skali2 mhakimi mereka... :)
Temenku ada juga yang kayak gitu. Miris banget waktu dia cerita naksir berat sama temen cowoknya. Kasihan yah...
Well, hidup kita dan orang sekitar memang bisa jadi pelajaran yang berharga kan, darling.. ^_^ Yang penting, kita tetep sayang mereka.
Alhamdulilah jimmy sampai saat inih masih normal tidak ada kejanggalan yang menimpah diri sayah ..
temen sayah ada yang seperti ituh .. guy.. bahkan sampai ada yang mengungkapkan rasa sayang dia kepada sayah .. kalau sajah dia itu bukan saya kenal dengan lama mungkin saya sudah lari ketakutan .. syukurnya dia mengerti sayah bahwa sayah tidak bisa menerima dirinya
bagi manusia2 berkelamin cowo dan berjiwa wanita.. tolong jangan menyukai sayah .. sayah ini hanya montok tidak ganteng dan tidak ber-gay-aan.
bebi darlin'...
Kamu baru tau ya... Well, it's hard to accept.. Tapi kita bisa apa?
Begitu baca blog kamu ini, dimana isinya ada yang menyindirku itu, aku cm senyum aja...
Karena aku cuma mau tau gimana reaksi kamu... Aku awalnya mau kasih tau kamu, tapi apa aku berhak?
Yang boleh ungkapin semua itu kan cuma si "cumi" yang bersangkutan..
Well, paling gak sekarang kita semua tau sayang..
Aku tau kamu jg berhak tau, tapi mgkn anak itu belum berani aja untuk ungkapinnya. Kamu tau kan, mengungkapkan suatu hal yang "Gak Normal" itu kan beraaaaat bangeett..
Tapi plg gak dia dah berjiwa besar utk jujur..
Well, sebelum ini kita bareng-bareng, setelah ini..
Kita tetap harus bareng-bareng..
Love u
yuuuuuhhh, geli yah bacanya
tapi gimana, temen tetap teman, cara orang beda2 kan nda, ehhe, ty percaya lo bisa deeeh,,
Post a Comment