Satu kata tersebut, mungkin terkadang suka bikin makan hati. Misalnya, ajukan banding, bandingkan si ini dengan si itu..satu banding satu..banding banding dan banding, kata tersebut pasti mengenal 2 hal, yang paling sering sih tentang membanding-bandingkan.
Pernah nggak mengalami hal seperti itu? Dibanding-bandingkan dengan sesuatu, ini ina dengan itu...kalau saya sih pernah, kadang sama si indung sendiri malah, misalnya, Indung barusan kongkow dengan teman-teman kantornya dahulu, mulailah ya bercerita kebanggaan tentang anak, atau kaya, atau apalah..
Sampai rumah... meski mungkin tidak bermaksud, tiba-tiba Indung mulai berkoar..
"Kamu tahu nggak anaknya Ibu ini? Dia kerja di sini lho, dengan gaji yang segini.. sekarang dia tugas di luar, sering keliling luar negeri.., hebat banget ya..? Kapan anak mama bisa begitu? Coba anak mama bisa kayak begitu sekarang...,"
DASH!! Biarkata saya cuma cengengesan mendengarnya, pasti! Di dalam hati saya rasanya tuh gimanaa gitu, nggak enak laah, yah maunya kan memang bisa seperti orang lain, tapi.. jalan orang kan berbeda, caranya juga, biarlah saya dengan adanya seperti ini, dengan catatan saya pun akan selalu berusaha...
Perbandingan, membandingkan, hal yang selalu ada di tiap situasi, menurut saya.
Jangankan dalam sebuah kehidupan, toh ternyata dalam sebuah pelajaran sekolah, perbandingan pun masih saja ada. Membandingkan seseorang yang satu dengan yang lainnya biasanya seringkali hadir dalam lingkungan sekolah ataupun pekerjaan, tak jarang pula terjadi pada sebuah drama percintaan. Tengoklah ketika sekolah, sewaktu nilai kita tak lebih tinggi dari si empunya juara kelas, beda-beda tipis misalnya, nah, pasti deh, dapat hadiah kata-kata : "Jika dibandingkan dengan si ini, nilainya si itu lebih jelek...bla bla bla..,"
Dalam kehidupan kantor, kita akan dibandingkan melalui kinerja kerja kita, si itu kerjanya lebih bagus dari si ini lah..., apa laah, segala macam dibandingin. Atau misalnya ketika kita menggantikan orang lama yang sudah populer, terkenal, dan familiar di lingkungan kantor, dan kita sebagai anak baru, anak bawang yang masih linglung, dan masih belajar adaptasi terhadap keadaan sekitar, ketika itulah pernyataan membandingkan akan seketika meluncur keluar...Si ini kerjanya nggak kayak si Itu.. Dulu si itu begini begini begini, kok sekarang si ini malah begitu begitu begitu...
Bagaimana dengan kehidupan percintaan? Yah, kurang lebih sama lah dengan di atas, ketika kita menggantikan posisi pacar lama dengan pacar baru, ketika itulah sekeliling kita yang lebih familiar dan mengenal pacar lama akan mulai mengoceh, pacar yang dulu lebih cantik lah, lebih perhatian lah, lebih ini itu ono...
Suka kesel nggak sih kalau diperbandingkan? Jujur, sebenarnya saya kurang suka. Tapi, karena saya pada dasarnya ini orang yang cuek, buat saya ya udah masuk kuping kiri, keluar kuping kanan aja, anggap itu caranya mereka buat kita untuk lebih baik. Cuma..memang sih, rasanya masih banyak cara untuk membantu kita lebih baik selain dengan membanding-bandingkan.. ^_^
Buat saya, seperti lagunya PADI, SEMUA TAK SAMA, tak pernah sama, setiap orang mempunyai caranya masing-masing, mempunyai ketentuan masing-masing dia akan berbuat seperti apa di dalam kehidupannya, di dalam setiap pekerjaannya, semua orang memiliki gaya masing-masing. Dan menurut saya apapun cara mereka ya itu kan hak mereka, saya rasa gaya masing-masing mereka juga berpikir untuk kebaikannya, untuk keberhasilannya, gaya untuk melakukan yang terbaik bagi mereka juga.
Contoh deh, sewaktu nonton Kick Andy, Ibunda DJ Riri, mengaku menginginkan anaknya menjadi pekerja kantoran, dengan gaji besar, dan lain-lain, melihat anak teman-temannya yang berhasil di dunia bisnis dan lain sebagainya. Namun, DJ Riri lebih memilih menjadi seorang DJ, toh ternyata dia tetap menjadi orang yang berhasil dengan caranya. Hehe...
Saya pun pernah mengalami, cara kerja saya misalnya, yah... agak gimana juga siih, tapi saya juga mengerjakan tugas sebaik-baiknya, saya berusaha menjadi yang terbaik bagi saya dan juga perusahaan saya dengan ara sendiri, saya nggak mau menjadi orang lain, saya nggak mau memakai topeng, saya ingin menjadi diri saya sendiri. Kalau seandainya orang berkata saya kurang berinisiatif, saya pun masih memperbaikinya, masih belajar. Jujur, karena saya termasuk orang yang sedikit tidak peka. Maaf saja.
Dulu, saya juga agak enggan dikenalkan cepat-cepat dengan keluarga si pacar, begitu juga dengan si pacar yang menunda perkenalan saya dengan keluarganya, alasannya, jangan sampai ada perbandingan. Misalnya, saya kurang perhatian kepada keluarga pacar saya, itu bukan berarti saya tidak pedulu, buat saya, saya memiliki cara tersendiri memperhatikan mereka, dan masih, di dalam hati saya, itu tak mengubah rasa sayang kepada mereka.
Yah begitulah cerita dari saya mengenai perbandingan...biarlah saya menjadi diri saya sendiri dengan sebaol-baiknya, dan dengan cara terbaik menurut saya.
2 comments:
be your self...
ganbatte ne..!!
Just be you. Be the best of you.
Post a Comment