Setiap pagi, saya selalu melihat Beliau, dari balik helm saya, atau terkadang dari balik setir mobil, saya tak pernah melihat dia absen. Ada 2 hal yang hari ini saya dapat dari dia, namun hanya 1 yang membuat saya mantap menghapus semua keraguan dan perasaan tidak enakkan.
Pagi-pagi, saya melihatnya mendorong sepeda dengan 2 buah tong sampah di boncengannya, yang satu berwarna biru, yang satu lagi berwarna orange. Terkadang saya melihat dia sedang berjalan menuntun sepedanya, kadang dia sedang berhenti di depan rumah, depan tempat sampahnya. Saya tidak mengetahui apa yang dia lakukan persis, saya cuma ngeh satu, bahwa dia adalah petugas kebersihan. Agak sedikit jadi pertanyaan sih, kok tumben ya petugas kebersihan bukan pakai semacam gerobak? Soalnya, tak jauh dari dia, saya lihat petugas kebersihan yang lain, kali ini menarik gerobak. Ah sudahlah, saya nggak mau terlalu banyak berpikir. Kenapa perhatian saya lebih besar ke si Bapak yang memakai sepeda? Itu karena usianya, usianya sudah sangat tua, sekitar 60-70 tahun, keriputnya, jalannya yang perlahan, serta sedikit membungkuk, sungguh tak bisa membohongi mata ini.
Kasihan, tapi saya tetap salut, iya, saya salut! Dia masih semangat, semangat mengejar mimpinya, dia telah memilih mengejar tujuan hidupnya yang entah apa. Toh, semua orang pasti mempunyai mimpi, mempunyai target, mempunyai cita-cita, apapun itu, besar atau kecil, yang penting bisa membahagiakan diri, dan semangat menggapai mimpi.
Seketika, perasaan ragu, rasa tidak enak saya mulai mengikis. Bapak itu bisa, mengapa saya tidak? Saya masih punya mimpi, saya masih ingin mengejar cita-cita, masih ada kesempatan menggapai target dan tujuan hidup saya. Keputusan, itulah yang telah saya buat tadi, setiap keputusan ada resikonya, dan saya SIAP!
Saya pun mencoba menepiskan rasa tidak enakkan saya, yang menurut saya seringkali berlebih porsi, sehingga saya lebih sering merugi. Saya mulai mengerti, bukan berlaku egois, tapi ini mimpi saya yang realistis!
Terserah mau dianggap apa, terserah mau dicibir saja, ini benar-benar cita-cita saya, dan perjuangan kemarin tolong jangan dianggap sebelah mata, kali ini saya akan lebih berusaha!!
Horee..Dinda berhasil memutuskan, saya...ya saya, akan kembali berjuang di Senayan, bersama puluhan ribu kandidat lainnya, caiyooo!!!
just like i said don't think just act..gw lagi berusaha ngilangin budaya ga enak din..mnrt gw itu ga ada untungnya..
Perasaan tidak enakkan... memang siih diperlukan, tapi kalau keseringan, (kenapa jadi sering berima gini yak?)...lama-lama aku bisa jadi gilaa...
Fight again, Diin!! Sure you can! Insya Allah!! Coz this is a second chance!!
Kang, ajarin hitung-hitungan lagi doong, yuk ketemuan sebelum kamu ke Bengkulu dan aku ke Tasikmalaya....
3 comments:
HAYUK!
SEMANGAT!
(cozy)
Jangan pernah nyerah untuk ngejar mimpi! dan lagi2 saya berasa ditampar abis baca postinganmu ini neng..hehe
thank's for reminding me! :)
Semangat! Mimpi itu hanya jadi mimpi apabila dibiarkan 'tergeletak', tapi kalau dibangunkan melalui tindakan, maka apa yg 'rasanya' tidak mungkin dapat menjadi sangat mungkin (^_^)
Bapak tua itu mungkin harus bergerak agar tetap hidup, beliau mungkin tidak punya banyak pilihan seperti sebagian orang yg lebih beruntung, tapi mata mbak mmg jeli melihat bahwa dia tidak dipatahkan oleh kerasnya angin kehidupan (^_^)
Salut!
Post a Comment