Sunday, December 14, 2008

Welcoming Her New Religion

"Asyhadu alla ilaha ilallah wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa rosuluh..."

Alhamdulillah...Dua kalimat syahadat itu akhirnya resmi terucap dari salah satu sahabat saya di Masjid At Tiin, Minggu 14 Desember 2008, pukul 12.30 siang tadi. Meski saya tidak dapat menemaninya secara langsung karena kegiatan mengajar saya, namun, hati saya 100% mendukung keputusannya, dan saya sungguh ikut bahagia atas Mualaf-nya dia.

Hepny Oktaviana, temanku. Akhirnya memutuskan untuk berpindah jalan ke agama Islam, setelah sekian lama ia bertarung dengan dilema hati. Antara keinginan hati dan si bapak, dengan ketidaksetujuan sang bunda.
Awalnya saya agak ragu kalau Hepny sedang bertanya mengenai agama Islam pada saya, saya nggak mau terlalu overreact, atau memperlihatkan euforia saya, dan tidak mau terlalu langsung menyerocos mengenai Islam itu begini, Islam itu begitu, karena, buat saya, Islam itu sungguh sempurna, tidak pernah merepotkan, ikhlas, tidak pernah memaksa. Dan saya tidak mau membenarkan pendapat beberapa orang Non Islam yang berasumsi Islam itu terlalu fanatik seperti harus ini harus itu, banyaknya aliran melenceng kan salah satu alasan mengapa Islam jadi terlihat menyeramkan sekarang ini. Padahal, lihat saja Rasulullah, dakwahnya ia, pelan tapi pasti, sabar, orang bertanya mengenai Islam, Rasul menjawab dengan tenang, tidak berapi-api dan memaksakan, memperlihatkan melalui tingkah lakunya bagaimana Islam mengajarkan kita. Itu jauh lebih Indah, toh semua orang masih punya hak.

Jadi, kalau Hepny bertanya saya pun baru menjawab, dan tak jarang juga saya melontarkan pertanyaan. "Yakin?"
Saya memang tidak setiap hari bersamanya, namun, saya ingin dia yakin dengan keputusan untuk mengikuti agama Bapaknya selama ini. Ditambah lagi, hubungan cinta ia dengan lelaki yang beragama Islam. "Hep, lo harus seratus persen yakin, jangan sampai lo masuk Islam cuma karena cinta cowok, tapi karena cinta Allah, lo yakin cuma Dia Tuhan lo. Karena kalau udah karena alasan cinta, biasanya jadi kacau."

"Nggak, Je... Bukan karena dia, kan gue juga udah putus sama dia, tapi gue malah semakin yakin kalau Tuhan gue itu cuma 1, yaitu Allah."

Saya pun merasa lega mendengarnya, walaupun lagi-lagi saya dan Agung (teman saya) masih sedikit tidak percaya ketika minggu kemaren selama di long weekend di Bandung, Hepny semangat belajar Al Fatihah, bbelajar tata cara shalat, membaca buku tentang Islam karangan Quraisy Shihab milik papanya Endah, mendengarkan dengan seksama penjelasan sayadan teman saya Icip (yang paling berapi-api seperti biasa ^_^) mengenai malaikat, mengenai Rukun Islam, Rukun Iman, dan lain-lain.

Akhirnya, Alhamdulillah ya Hep... lo bisa mewujudkan keinginan hati lo dan juga keinginan Bokap lo... Welcome to Islam Hep....


However, every religion always give the best morality lesson, and everyone has a right to choose..
She has choosen, and we need to tolerate it..:-)
Hmm..toleransi umat beragama memang indah ya..

Bagiku agamaku, dan bagimu agamamu (Al Kafiruun)

6 comments:

Anonymous said...

Alhamdulillah saudaraku bertambah satu.. :)

Cangkang said...

Alhamdulillah... Aku kembali punya saudara... Semoga Allah menuntun. Amin.

Eucalyptus said...

Subhanallah....

Padang Cahaya said...

Alhamdulillah... Kun Fayakuun, saat Allah berkehendak tak ada yang tak mungkin. Saat Allah memberi hidayah-NYA semua terasa indah. Maha Besar Allah..

NengDJ said...

iya..Alhamdulillah

Anonymous said...

Everyone needs God....

Featured Post

Celoteh si Ambu Yang Kerja Kantoran

Tulisan ini saya kirim ke Stiletto Book untuk ikut audisi A Cup of Tea : Working Mom Sayangnya belum rejeki, jadi saya berbagi di sini ...