Tuesday, January 20, 2009

Cinta dan Sakit Hati

Semalam, saya baru mendapat pelajaran lagi mengenai cinta, cinta...yang memang selalu berhubungan dengan rasa sakit hati.

Selama seminggu ini, rencananya saya akan menjadi anak kost dadakan, yah, semenjak musim hujan seperti ini, saya merasa perjalanan menuju kantor jadi agak lebih macet..
Macet ke kamar mandi karena udaranya yang dingin, macet keluar kamar, juga macet di jalan, ditambah lagi, kalau hujan sudah semalam suntuk mengguyur Jakarta, waah, sudah susah deh keluar rumahnya, Alhamdulillah rumah saya sih nggak kebanjiran *jangan sampai* sekeliling rumah saya banjir jir, paling rendah banjirnya ya selutut, selebihnya..yah..diduga-duga saja sendiri ya!

Malam tadi, malam pertama *UPZ* saya menginap di rumah sahabat saya ini, beberapa jam setelah pulang kantor, semuanya berjalan normal, meski sebenernya, saat itu saya berencana memeluk sahabat saya erat-erat, soalnya saya sendiri sedang sedih. Tapi niat itu saya urungkan ketika mendapat telepon dari seseorang. Sederhana, hanya menanyakan saya ada dimana? A very Simply Question, but Brutally Relieved..:)

Tengah malam, sekitar jam 1, saya pun terbangun karena mau pipis, teman saya baru selesai bermain game di laptop saya dan sedang merapikan laptop. Begitu lampu dimatikan, tiba-tiba dia memanggil nama saya, dan menangis sambil bercerita tentang masalah cintanya. Yang menurut saya memang complicated berat... Saya pun memeluknya erat, karena dia nangis sampai bergetar gitu badannya, saya tahu banget rasanya, tauuu banget, dia bilang :
"Rasanya sakiiit banget, Diin..., sakiit banget...,"
Dan yang bikin saya menangis juga adalah ketika dia bercerita mengenai ucapan dia pada mantannya ketika putus, ketika mantannya menyalahkan semua ini salahnya teman saya sehingga hubungannya hancur berantakan...
"Iya, aku tahu kesalahan aku apa, kamu tahu nggak kesalahan terbesar aku sama kamu adalah aku terlalu menganggap kamu sempurna untuk dicintai, sehingga membuat kamu tak ada cacat satupun di mataku, meski tanpa disadari kamu nyakitin hati aku, tapi di mataku, kamu tetap tanpa cela..,"

Saya langsung ikut menitikkan air mata begitu mendengarnya.. Saya merasa, saya mendapatkan sebuah pencerahan dalam masalah saya.
Dua kata yang saya serap saat itu juga, yaitu TANPA CELA, dua kata yang bisa mengakibatkan untung dan juga rugi dalam CINTA.

Bagi teman saya, dia tak mau melihat CELA dalam hubungan mereka, yaitu Perbedaan Agama dan Budaya, padahal, justru itu CELA yang paling dalam, dan paling ditentang, paliing complicated dalam hubungan mereka.

Untung dalam keadaan TANPA CELA di pikiran saya adalah ketika kita bisa menerima pasangan kita apa adanya, dan merugi ketika TANPA CELA itu menjadikan diri kita TERLALU menerima tanpa ada itikad baik meubah pasangan menjadi lebih baik.

Malam itu, seketika, pikiran saya menerawang..., sahabat saya, memiliki masalah yang terlalu kompleks, dan rasanya terlalu sulit untuk diperbaiki, masalah sensitif, Agama, dan Budaya, dan terlalu sulit diubah.
Saya? Saya juga memiliki sebuah kesalahan, sikap, sifat, attitude buruk saya, yang rasanya sulit sekali dimaafkan atau dilupakan olehnya. Tapi apa semua itu benar-benar akan menjadi sebuah kesalahan saya yang paling besar dan tak akan mungkin bisa dirubah??

Malam itu, saya hanya bisa memberi saran dengan mencoba bijaksana pada sahabat saya, menghiburnya, dan mengatakan kata SABAR dan IKHLAS. Kalau dia Cinta, yang sulit diubah, mudah-mudahan bisa diubah, namun harus tetap melihat lingkungan sekitar. Setelah berucap seperi itu, rsanya..saya pun akan berusaha sabar, ikhlas dan pasrah....
Saya hanya mohon diberi kesempatan, tapi saya nggak akan memaksa, mungkin waktu itu saya ikut merasakan sakit yang dirasakan sahabat saya yaitu rasa [akan] kehilangan seseorang, rasa takut yang luar biasa dalam akan cinta yang [dapat] menghilang...
Namun, bisa apa kita? Jika semuanya memang sulit diubah dan tak lagi mendapatkan kesempatan...

Lagi, hari itu, saya mendapatkan makna tentang cinta, yang memang tidak bisa dipaksakan..
Pertanyaannya, apakah kamu memaafkan saya??:(

[Bekasi, di sela-sela mau pulang, dan menyiapkan lirik untuk latihan nyanyi besok]

2 comments:

Anonymous said...

hmm..yaya se7.. mang susa

Anonymous said...

Bagi teman saya, dia tak mau melihat CELA dalam hubungan mereka, yaitu Perbedaan Agama dan Budaya, padahal, justru itu CELA yang paling dalam, dan paling ditentang, paliing complicated dalam hubungan mereka.

*i lived in that world once, a dream world, and suddenly he awaked and slapped me so i could awake and face the real world ^^

Featured Post

Celoteh si Ambu Yang Kerja Kantoran

Tulisan ini saya kirim ke Stiletto Book untuk ikut audisi A Cup of Tea : Working Mom Sayangnya belum rejeki, jadi saya berbagi di sini ...