Sunday, April 26, 2009

Fallin in Love [again!?]

Bagi beberapa orang memulai untuk Jatuh Cinta Lagi bisa terjadi dengan penerimaan yang berbeda-beda. Ada yang mudah sekali jatuh cinta dan melupakan yang lama, ada juga yang butuh waktu yang matang atau bahkan lebih lama untuk bisa mulai percaya kembali pada orang lain dan jatuh cinta.

Ada juga yang bilang, untuk bisa melupakan kenangan lama dan mempermudah jatuh cinta adalah dengan cara mencari orang baru dalam hidup kita. Lalu, apakah itu yang disebut dengan pelarian?

Bagi saya pribadi, Jatuh Cinta lagi bukanlah hal yang mudah dilakukan. Ya. Saya bukan tipe orang yang mudah terpikat dan jatuh cinta pada seorang cowok, agak sulit bagi saya untuk main hati. Pertanyaannya? Apakah yang bisa membuat kita terutama saya untuk bisa jatuh cinta?
Jatuh cinta lagi, pasti sebelumnya harus mengalami patah hati, namanya juga LAGI, berarti sebelumnya kita pernah mengalami kegagalan cinta..

Buat saya, jatuh cinta itu tidak bisa direncanakan, datangnya tiba-tiba sekali, ketika hati merasa klik dan nyaman, ketika itulah saya bisa dengan mudah untuk Jatuh Cinta lagi, tapi ya itu tadi, nggak pernah tahu datangnya kapan. Segelintir orang bilang.., carilah orang baru, dan saya pun mulai dijodohkan sana sini. Alhamdulillah..berarti saya masih dipercaya untuk bisa memperbaiki diri saya dalam sebuah hubungan serius, mengingat saya baru saja mengalami patah hati yang luar biasa sangat tak bisa diungkapkan dengan kata-kata..:)

Saya bilang, silahkan..saya tak menolak untuk mengenal orang baru, hitung-hitung tambah teman dan channel.. saya selalu ingat untuk tidak menutup diri pada siapapun..Toh kita tidak pernah tahu, mana yang cocok dengan kita, siapa tahu?

Tapi buat saya, seperti yang saya tadi bilang.. Jatuh Cinta Lagi sungguh tidak gampang.. Pertama, saya harus menata hati dan diri terlebih dahulu.., menenangkan diri. Kedua, Insya Allah saya pemegang prinsip : SEMBUH KARENA KEINGINAN SENDIRI, BUKAN KARENA ORANG LAIN.

Saya tidak mau dengan begitu mudahnya tertarik dan main hati dengan orang lain, padahal dibalik semua itu sesungguhnya saya masih belum bisa seutuhnya cinta, karena belum bisa lupa dengan yang lama.. itu sama saja seperti pelarian. Kasihan orang baru, tanpa disadari, dia sudah menjadi bulan-bulanan.
Akan tetapi perspektif saya tersebut bukan berarti sepenuhnya benar, masih,bagi beberapa orang, kehadiran seseorang yang baru dalam hidup kita itu dianggap penting, peduli amat, yang penting bisa mudah lupa dengan persoalan yang lalu.. nggak masalah.., syukur-syukur kalau si orang baru itu memang baik dan memang bisa membantu kita
Yah..karakter orang kan berbeda-beda yah..

Tapi, sadar nggak sih, Perbedaan yang paling mendasar mengenai mudah atau tidaknya Jatuh Cinta lagi itu terlihat dari GENDER, disadari atau tidak, menurut saya prosentasi antara cowok dan cewek untuk healing broken heart and falling in love again, itu besaran cowok.

Mungkin karena cowok itu lebih logika, tanpa perasaan tanpa hati, tak peduli dengan apa yang sebenarnya dirasakan atau dengan kata lain, sungguh sungguh pintar menyembunyikan perasaan.
Kadang saya siriiik sekali dengan lelaki, kenapa begitu mudahnya menutupi perasaan, kenapa begitu mudahnya melepeh yang lama lalu berpindah ke yang baru? Begitu terlihat gampilnya mereka tak terjebak dalam sebuah ikatan cinta.

Sedangkan wanita? Kodrat kami, perasaan kami, pengorbanan kami, segala tetek bengek atribut tentang wanita yang ada pada diri kami membuat kami harus terus-terusan berpikir tak hanya sekali.. a[akah itu setia, bodoh, atau hanya perlu waktu yang tak berujung? Entahlah..
Namun di balik itu semua.. Insya Alloh sebenar-benarnya wanita jauuuh lebih kuat dan tegar..mudah-mudahan..

Duhaai para pria dan wanita yang mudah jatuh cinta lagi.. antara sirik dan tidak..namun tiap orang memiliki solusi yang berbeda..
Bukanlah sebuah kebanggaan bagi saya jika saya mendapatkan pengganti yang lama lebih cepat darinya..semua butuh proses, nggak mungkin secepat itu.
Dan jika mantan saya telah mendapatkan yang baru, ya itulah caranya mungkin… lebih baik mendoakan saja, bukan berarti saya harus tergesa-gesa mencari yang baru..semoga mereka bahagia..

Well being single is not the end of the world, is it? ^o^

Tuesday, April 7, 2009

MENCONTRENG!!

9 April 2009 akan menjadi hari yang paling menentukan bagi masa depan kita semua. Indonesia khususnya. Klimaks Pesta Rakyat yang ditunggu-tunggu masyarakat, dan juga diintimidasi oleh sebagian kalangan. Terlepas dari semua itu, pesta demokrasi masih berpengaruh. Pasti. Toh ini semua menyangkut masa depan, menyangkut kesejahteraan rakyat, menyangkut harga diri bangsa Indonesia yang butuh ditinggikan kembali. Menyangkut usaha-usaha mendongakkan kembali kepala bangsa ini untuk berbangga akan kekayaan negeri.

Menjelang pemilu, dilihat dari mata kepala sendiri, sebenarnya sudah banyak sekali partai yang curi start, saya sendiri bukanlah orang politik, mata hati dan pikiran saya hanya sebagai rakyat jelata. Jangankan ketika masa kampanye, masa pra kampanye pun, bendera partai sudah ada yang mulai berkibar. Salah? Entahlah, setahu saya pastinya sih sudah ada peraturan mengenai etika berkampanye.

Lalu, sudahkah kita menetapkan hati untuk memilih?

Sepertinya kepanjangan dari Partai Hanura ada benarnya juga, dimana Hati Nurani Rakyat memang harus, haruus sekali dilibatkan dalam kewajiban MENCONTRENG nanti. Memilih itu memang tidak boleh dipaksakan, harus apa kata hati kita.

Sebagai rakyat biasa, jujur, saya bingung melihat banyaknya partai yang ada. Sekitar 42 (CMIIW) partai yang ada sekarang. WAAW. Dari mulai partai besar yang sudah eksis sejak dulu, partai baru dengan massa yang tak diduga, sampai ke partai New Arrival yang tetap pede berdiri meski simpatisannya sepertinya bisa dihitung dengan jari saking sedikitnya. Spektakuler, jika dibandingkan dengan USA yang notabene Negara Adidaya, Negara maju, Negara besar yang memiliki hanya 2 PARTAI. Republik dan Demokrat. Lalu, apakah menjadi Negara yang memiliki partai politik banyak merupakan sesuatu yang membanggakan? Well, menurut saya sih tidak. Justru kehadiran partai-partai tersebut malah sukses besar membuat bingung warga Negara. Maaf saya rasa, kehadiran banyaknya partai malah jauh lebih berhasil membodohi rakyat. Membodohi dalam hal janji, membodohi dalam system, sampai membodohi mereka dalam kepercayaan. Keberagaman Indonesia malah dijadikan senjata untuk membuat macam-macam partai dengan janji-janjinya, padahal kalau mau saklek dan ajeg mah, balik lagi aja ke bhinneka tunggal ika, kesampingkan egoisme masing2 untuk bisa unjuk gigi, somehow memang harus ada yang memimpin, bukan tentang memenangkan semua ingin memimpin. Memiliki Negara dengan luas wilayah yang segitu besarnya dan dengan jumlah penduduk yang sebegitu membludaknya, justru secara nggak langsung membudaki rakyat dengan kebingungan. Dengan kata lain, menurut saya, partai tidak perlu banyak-banyak lah, karena menurut saya, visi misi partai-partai tersebut tak jauh beda. Tak ada salahnya kan, yang sama bergabung, bersatu. Kebanyakan malah membuat ragu.

Saya sempat berpikir dan bertanya-tanya, kalau partai sebanyak itu, bisa-bisa banyak rakyat yang memutuskan golput karena bingung pilih yang mana. Bisa-bisa rakyat nggak konsisten sama pilihannya. Lihat saja di jalanan, warna-warni bendera parpol ramai menghiasi Jakarta. Pose-pose keren, narsis, dan bergaya bak model terpampang dimana-mana, belum lagi informasi tambahan seperti mengisi diary seorang teman, CV, atau Kartu Keluarga di spanduk caleg, turunan siapa lah, pengalaman berorganisasi lah, bla bla bla. Syukur-syukur rakyat yang mengerti dan berintelektual bisa memilih bukan hanya dari gambar, tapi yang menengah ke bawah bagaimana? Bisa jadi kan, mereka memilih karena si partai punya caleg artis, karena calegnya cakep, karena calegnya keturunan ini, karena calegnya ina ini itu, bukan dari sisi visi dan misi mereka menjadi caleg.

Sah-sah saja memang, tapi agak menjadi sebuah lawakan saja sih, ketika saya melihat partai baru berkampanye, berkoar-koar, tapi simpatisannya dikiiit banget, nggak interest, baru semangat ketika ada ajakan, “Neng, ikut abang dangdutan nyok?

Bisa saja bukan, yang berkampanye itu orang yang sama, dengan motto : Yang penting dapat kaos gratis, ikut kampanye sana sini, partai mana aja ikut terus, goyang terus, yang penting bikin rame, bikin rusuh, nggak peduli tuh partai bagus atau tidak, nggak peduli merusak fasilitas umum ketika kampanye, yang penting hepi pribadi. Dan partai pun bodohnya juga berpikir begitu, yang penting kampanye gue terlihat rame, tidak peduli pemilih banyaak atau tidak, yang penting eksis!

Baru-baru ini tetangga saya bercerita kalau sepanjang gang baru dikasih uang 50rb sama Caleg dari sebuah partai, sambil menyuruh warga gang untuk mencontreng nama dia pada tanggal 9 April nanti. OH..Come On! Dan itu caleg berani-beraninya pasang spanduk cukup mentereng depan gang belokan rumah saya. Saya bilang aja, “Ya udah ambil aja 50rb-nya, tapi kalau soal milih ya terserah Ibu dong.., hehe”

Kembali lagi, semuanya memang sah-sah saja, tapi apa semua itu benar-benar untuk kepentingan rakyat? Memang sih dahulu partai sempat sebanyak sekarang, taapi kemudian dikurangi hanya menjadi 3 saja. Saya ingat sekali dulu, waktu masih kecil semangat sekali berteriak nomor 1! Yang kalau nggak salah itu tu…PDI ya? Haha..habis bosan, setiap pemilu, setiap tanya ke papa, selalu Golkar yang menang. Senang-senang saja sih, mengingat jalanan ke kampung papa jadi diaspal sering-sering. Namun ketika reformasi, dan PArtai Kuning tersebut jatoh, eh jalanan rusak lagi, parah banget. Kalau naik mobil rasanya kayak naek odong-odong, sukses bikin turun bero atau mempercepat mules tingkat tinggi.

Lalu, dengan segitu banyaknya partai, bagaimana dengan jumlah calon presiden? Berapa banyak orang yang ingin memimpin dari segitu banyaknya partai? Berapa banyak yang harus bermain permainan ulang tahun, berjoget mengitari satu kursi kosong, dan ketika lagu berhenti semua gontot-gontotan ingin duduk di kursi maut. Mari telaah lagi, ada orang lama yang eksis tanpa henti, ada orang baru, ada juga orang lama yang baru bangkit kembali. Tapi gampang saja bagi saya. Dari banyaknya calon presiden, pastinya saya tidak akan memilih orang yang hobi-nya manas-manasin orang, nyulut kompor sering-sering, tidak legowo kalau kalah, dan kalau berpidato gampang sekali menyindir dan menghina orang, tidak bisa dikritik, nyolot, dan bukan sarjana. SKIP THAT.

Calon lain yang saya coret adalah orang yang memiliki kepentingan lain dalam kepemimpinaannya nanti. Such as, bisnis miliknya yang sudah berjalan dimana-mana jauh sebelum ia mencalonkan diri. yang tidak memiliki wibawa dalam berbicara. Ah menurut saya dia nggak banget deh!

Yang lainnya? Bisa bisa saja, saya pikir yang lain memiliki kesempatan yang baik. Yang pasti secara pembawaan, memiliki wibawa, pintar, cerdas, penuh taktik berpolitik bersih, pokoknya saya pilih yang bersih lah, bersih dalam segala hal. Hati, pikiran. Semua bisa menjadi presiden, bahkanorang yang tidak diduga sekalipun. Entah itu Wiranto, Prabowo, Yudhoyono, Nur Wahid, Hamengkubowono, Sutrisno, dan yang lainnya selain 2 orang di atas, bisa menjadi presiden. TAPI..Ada TAPI-nya. Kita lihat presiden Indonesia yang berhasil dan Berjaya sebelumnya. Dua presiden sebelumnya, yaitu Bung Karno dan Pak Suharto. Mereka potret presiden yang berhasil dalam membangun Indonesia. Terpuruk ketika mulai keasyikan menjadi pemimpin tanpa batas waktu. Potret presiden yang mampu membanggakan Indonesia tidak dalam 1 dekade.Which means, saya rasa tidak ada salahnya jika SBY kembali terpilih menjadi presiden Indonesia. Berikanlah kesempatan kepada beliau untuk memimpin kembali.

Mengingat, Indonesia ini super besar, dan berpenyakit, tidak cukup hanya 1 dekade, tidak cukup 5 tahun memulihkan Indonesia, tidak segampang membalikkan telapak tangan. Tidak ada salahnya SBY kembali memimpin, toh lihatlah, meski masih berpenyakit, beberapa penyakit di Indonesia ini sudah ada yang disembuhkan, dan sedang berjalan. SO, SBY for 2009 – 2014? Why not?

Hehe..Panjang ya analisis saya? Ah gaya sekali tiba-tiba mikirin politik.., politik itu kan memang tidak selalu bersih ya, tapi saya percaya sekali, pasti nanti bisa bersih, setidaknya ketika tiba waktunya Dunia berakhir, Indonesia telah sembuh, yang penting kita harus saling mendukung satu sama lain, saling mendoakan, dan ikhlas menerima kekalahan..Siapa tahu, di masa yang akan datang, Restorasi Meiji pada Jaman Kaisar Kaito (mudah2an namanya bener :P) Jepang dahulu bisa kita ikuti, dimana kita berdiri sendiri tanpa bantuan dari Negara mana pun!

Mengenai Partai mana yang saya pilih? Saya rasa, Partai yang selalu minta didoakan untuk selalu Bersih yang akan saya pilih..:) Karena Partai ini selalu diam-diam menghanyutkan.. Talk Less, Do More, bukan Let’s Talk Do More.

Salam!No hard feeling about this note ya…

Featured Post

Celoteh si Ambu Yang Kerja Kantoran

Tulisan ini saya kirim ke Stiletto Book untuk ikut audisi A Cup of Tea : Working Mom Sayangnya belum rejeki, jadi saya berbagi di sini ...