Kemaren..seharian melanglang buana ke berbagai tempat dengan sang ‘pacar ke2’, mas Vario (bagaikan mengojek, Bo!), secara panas pula, ditambah lagi kekejaman kemacetan di Jakarta yang membuat kepala ini rasanya mau mbledak!
Namun kebersamaan dengan sang pacar yang knalpotnya telah diganti kembali ke yang standar..(terima kasih, papa..) serasa semua hal yang bikin emosi kembali terkikis…nggak tau deh klo knalpotnya belum diganti, mungkin makin stress kli dijalan, sebangsa ni (muup) kotoran2 kuping keluar semua! Bagaimana tidak? Digas sedikit aja, semua orang menengok ke arah gue..keren sih keren, tapi kepala pusing,kuping terasa budek, ditambah lagi uang jajan bensin jadi saingan sama uang jajan perut ini..
Huaahh…Jakarta…udah lama nggak menikmatinya dengan si Mas Vario, habisnya kemaren STNK-nya sempat hilang sehingga doi musti diliburkan sejenak di garasi.
Tapi kali ini rute Duren Sawit - Cipaku – Kuningan – Menteng – Cikini – Raden Saleh – Kwitang – Rawamangun – Duren Sawit masih tetap terasa menyenangkan biarkata pas di kwitang motor kita berada persis di belakang knalpot bang bajaj yang nggak lolos uji emisi.
Pulang2…keinget ada janji nonton Harry Potter sama si aa tembem, yang tadinya mo ngesot ke Ambasador jadi nggak jadi…Pulang..langsung mandi, shalat, makan..lalu cabut lagi..
Kembali pergi dengan motor, bedanya kali ini aku yang dibonceng sama Pak Ojek-ri…(Ojek memang transportasi favoritku!)
Si aa tembem sms mulu..kita janjian di jembatan kuningan..
Tapi apa mau dikata, si Bapak Ojek yang baik hati itu, yang ternyata pas aku ajak ngbrol rumahnya dekat dengan rumahku, nyetirnya sangaaatt santai…geregetan sih, tadinya kepengen nawarin gantian nyetir, tapi nggak apa-apalah…hehe
Lagipula dia pun sangat siaga mengantar aku dengan beberapa kali permintaan putaran sampai aku benar2 menginjakkan kaki di tempat janjian.
Tarifnya? Terserah katanya! Ya ampun, malah jadi nggak tega sama itu Bapak, kuambil selembar uang, lalu kuberikan padanya, dia tersenyum dan mengucapkan terima kasih berkali2, lalu mengucapkan,,”Hati-hati ya Neng..!”
“Terima Kasih, Pak..” balasku sambil tersenyum.
Setelah menyaksikan si bapak tua itu pergi (baru kusadari si Bapak udah beruban banyak), kupastikan dia bakal jadi ojek langgananku nanti! Hehe
Tembem datang, lalu kita cabut ke Jakarta Theather 21..kita nonton sama teman2 milisnya dari Kampung Gajah..(itu nama sebutan milisnya)
Kita berdua shalat dulu di masjid belakang, baru setelah itu kita mnyusul ke bioskop.
Lalu kebodohan si tembem pun terjadi, makanan DUNKIN DONUTS-nya nggak boleh dibawa bahkan nggak boleh dimakan di kafe 21 Djaktet..(Dasar si oncom!)
Lalu aku dikenalkan ke temen2 milisnya yang totalnya berjumlah 15 orang (termasuk aku dan istrinya mas budi)
Meskipun semuanya baik dan ramah,,tetep..roaming dah ngomongnya..soalnya ngebahas isi milis..kita pan gk ngikut milis yah..jadi roaming berat…ibarat kata mereka lagi perjalanan menuju Inggris, aku masih aja di Tasikmalaya! Hehe.
Pintu teater pun dibuka..
Dunkin Donuts yang nggak boleh dibawa pun akhirnya melalui strategi dan teknik kepicikan, dimasukkin ke dalam tas aku! (yaya…bersyukurlah daku membawa tas sebesar itu, mbem!)
No comments:
Post a Comment