Friday, January 11, 2008

One for all...all for one..

Berbicara tentang mencari pasangan, menurut aku bukan hanya mencari orangnya secara fisik aja, tapi juga mencari tahu semua hal yang ada di dalam dirinya. Secara kehidupan yang dijalani dia, sifat dia, kesukaan dia, pendidikan dia, keluarganya, teman-temannya. SEMUA.
Terus..begitu kita udah ketemu 1 orang, itu berarti kita juga sudah tahu semua tentang dia. Kemudian, nggak selalu sesempurna itu kan?? Ya, cinta itu nggak sempurna, dan cinta itu memang perlu logika, diperlukan strategi.
Misalnya, ternyata, biarpun kita cinta, ada hal-hal yang nggak nyaman di hati, hal itu bisa macam-macam, bisa kebiasaan dia, sifat dia, lingkungan dia, bahkan sampai masa lalu. Ibaratnya, cinta satu orang berarti kita harus berusaha cinta semua, berusaha menerima dia apa adanya. Ya iya dong, itu kan sudah menjadi resiko dari sebuah cinta, begitu kita bilang I DO, atau ANGGUKAN KEPALA atas permintaan sebuah cinta, itu tandanya bukan hanya CINTA aja yang di IYA-kan tapi juga pertanyaan : “LO MAU TERIMA GUE YANG SUKA NGUPIL?” atau..”LO MAU TERIMA GUE YANG BERATNYA 150 kg?”
Agak menyebalkan memang, apalagi kalau sampai kita harus menerima binatang peliharaannya yang kita nggak suka, cicak misalnya! IUUHH..nggak deeh, terserah tuh cicak mo diapain, asal jangan dibawa ke depan gue!

Ataaau..yang sedikit menyesakkan jiwa..IYA-nya kita itu juga berlaku untuk pertanyaan [misalnya], “LO MAU TERIMA GUE MESKI IM NO LONGER VIRGIN?” Hikz..meski kita mengetahui IYA-nya jawaban kita atas pertanyaan itu di akhir-akhir setelah sudah menghabiskan waktu yang cukup lama bersamanya. Tapi mau bagaimana lagi, dibohongin iya, tapi kan kita sendiri yang merasakan, bagaimana cara dia mencintai kita? Seandainya kita merasakan keseriusan itu, apa kita akan terus-terusan menyalahkan masa lalu dia bersama cinta-cintanya yang terdahulu? Bagaimana kalau dia memang benar menyesali perbuatannya dan tulus mencintai kita?
Kalau ngomongin masa lalu teruus..wah bisa-bisa botak sendiri, stress terus mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang membuat penasaran.

Tapi balik lagi sih ke tipikal orangnya seperti apa, karena kan karakteristik tiap orang itu berbeda, bahkan yang kembar pun akhirnya memiliki perbedaan. Tergantung bagaimana kita bersikap dan menyiasati hal-hal yang bersilangan serta membuat dilema itu.

Jujur, aku dan pasangan masih harus banyak belajar menerima kekurangan masing-masing, adaptasi di semua lingkungan kita, menyiasati perbedaan, [kayak aku makan kacang hanya kalau pacarku lagi diluar kota! Haha..], menerima semua cerita masa lalu masing-masing cukup dengan senyuman, dan selalu berusaha untuk lebih baik. Habisnya, buat aku, sifat jelek dia, kesukaan dia yang aku agak nggak suka, masa lalu dia, semuanya tentang dia ya harus diterima dengan lapang dada [Walau terkadang bikin gondok sendiri!] Lah, aku udah terima dia, ya berarti harus terima semuanya. Kalau nggak, sama aja dong aku nih nggak kasih kesempatan dia buat memperbaiki diri, nggak kasih dia kepercayaan atas cinta, lalu aku juga nyiksa diri sendiri namanya, selain itu..kalau nggak begitu, sama aja namanya aku nggak sayang sama hubungan kita...Ya nggak?! *maksa*

Itulah..satu hubungan memang untuk semua...

3 comments:

Anonymous said...

cinta itu memang harus menerima apa adanya...tapi kalo beda prinsip gmn?contoh : loe berprinsip kalo loe bener2 suka ma dia,,tp dia berprinsip g suka sama loe..hehehe,,
peace daagh,,,

Anonymous said...

all 4 one..one for all..<<<<
nama saia wa-one,,,
jadi saya milik bersama dunks??hukshuks,,,

L U P I N said...

Kalo dia ngebohongin melulu?

Featured Post

Celoteh si Ambu Yang Kerja Kantoran

Tulisan ini saya kirim ke Stiletto Book untuk ikut audisi A Cup of Tea : Working Mom Sayangnya belum rejeki, jadi saya berbagi di sini ...