Sebagai seorang KULI, not LEADER yet. Saya seringkali mengalami fluktuatif mood dalam pekerjaan. Well, sebenarnya siapapun dan dalam keadaan apapun, setiap orang bisa sekali mengalami Fluktuatif mood.
Tapi, grafik fluktuatif mood saya dalam bekerja bisa cepat sekali berubah, dan faktor yang paling mendasar adalah atasan kita. Pernah nggak terasa seperti itu?
Seperti biasa... kadang apalah artinya kita sebagai kacung di mata bos? Sehingga kita seringkali ngak dihargai. Namun, ada juga yang tidak begitu, ada yang sangaat sangaat menghargai kita, namun tetap masih punya kharisma dan wibawa.
Perlu saya ceritakan, saya mempunyai 2 Big Bos, yang satu, bos utama, sorry to say, tapi orangnya super kaku, jarang tersenyum, kesannya cembetuut terus, moody, kadang cerah, kadang kelabu, berasa aura-aura api di sekitarnya...jarang bertanya juga pada saya. Sehingga, setiap kali dia memanggil nama saya, "DINDA.", rasanya nih jantung lagi di'dribble', kaget dan deg-degannya bukan main.
Wakil bos utama, 180 derajat bedanya, di mata saya, dia adalah sosok pemimpin yang humble, kaget juga ketika ia menghampiri saya, menyapa dan menanyakan tentang saya. Setiap bertemu, selalu tersenyum, adem banget deh. Kadang-kadang tak jarang juga, ia yang mengantarkan berkas-berkas yang telah ia tandatangani ke meja saya.
Emang, nggak boleh ngebanding-bandingin Din, ingat postingan lo..hehe, tapi maaf bung, ini kenyataan.
Nah, mood si bos utama ini seringkali naik turun. Ternyata memang benar, mood anak buah pun bergantung pada si mood atasan. Ketika 'cuaca' sedang cerah, nggak tau kenapa, otomatis, saya ikutan tersenyum, semangat kerja pun membara. Tapi kalau dia udah cembetut terus, duuh, rasanya di atas kepala saya udah siap awan hitam dengan geledek yang siap menyambar. Pernah, sekali waktu, bos utama menyapa saya, simple sekali, cuma tanya : "Din, udah makan belum?" Tapi, believe it or not, itu rasanya gimanaa gitu, berasa kita dihargai, berasa dia ternyata mengakui kita ada. Hehe... dan sepanjang hari itu, saya jadi semangat bekerja.
Memang ya, menjadi leader itu tidak gampang. Tapi mungkin yang saya tahu pasti adalah, seorang leader harus mempunyai rasa Empathy yang tinggi. Dengan adanya hal tersebut, dia akan berpikir dahulu sebelum bertindak, misalnya, kalau saya berbuat seperti ini, apa dampaknya buat orang lain ya? Enak nggak ya buat mereka, tidak asal jebrat jebret.
Selebihnya, banyak lah kriteria menjadi seorang pemimpin, saya rasa saya tidak perlu menyebutkan satu persatu, sudah banyak lah ya yang tau...
Well... sekarang mood saya sedang tidak oke, sejak pagi tadi, si bos, kembali tak tersenyum,,, huaaah...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Featured Post
Celoteh si Ambu Yang Kerja Kantoran
Tulisan ini saya kirim ke Stiletto Book untuk ikut audisi A Cup of Tea : Working Mom Sayangnya belum rejeki, jadi saya berbagi di sini ...
-
Well..silahkan katakan saya telaat..iya saya telat menyukai d'cinnamons secara benar-benar. Hehe.. selama ini hanya sekedar bersenandun...
-
Saya ingin berbagi kebahagiaan dan juga kesedihan nih. Selasa kemaren, after office hour saya sempatkan bertemu dengan rekan kerja saya di k...
2 comments:
gw pertamax....
nggakbisa ngasi koment pass, belom kerja sih,..tapi kalo masalah mood atas, boss gw di rumah (ortu) kalo lagi marah, kita juga ikut terkena dampak radiasinya...hehehe
jujur, D, aku gak akan seberani itu nulisnya ... :). secara ketika nulis di bianglala dulu, aku pernah diadili juga tanpa aku
Post a Comment